Semarang Bershalawat 1 Abad NU, Gus Ali Gondrong Kenalkan Lagu ‘’Santri NU Andalan Negeri’’

Semarang Bershalawat 1 Abad NU
SEMARANG BERSHALAWAT: Pendiri Mafia Sholawat KH Mohammad Ali Shodiqin memimpin Semarang Bershalawat dalam rangka 1 Abad Nahdlatul Ulama di Lapangan Pancasila, Simpanglima Semarang.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Ngaji Kebangsaan bersama Gus Ali Gondrong benar-benar sangat dirasakan Nahdliyyin. Betapa tidak, begitu hadir di panggung bersama Sekda Kota Semarang Iswar Aminuddin, Ketua PCNU KH Anasom, Kabag Kesra Agus Rokhim, Habib Ali, Kepala Kementerian Agama, Dandim dan Kapolres, jamaah masih dalam posisi berdiri menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia raya diiringi musik group Semut Ireng yang dibawa Gus Ali. Setelah itu dia memimpin pembacaan teks Pancasila ditirukan semua peserta. Lagu berikutnya Yalal Wathon atau Subbanul Wathon karya KH Abdul Wahab Chasbullah. Lagu Indonesia Tanah Air Beta, Syukur dan Padamu Negeri.

Massa kembali berjingkrak-jingkrak saat Gus Ali memimpin Mars Banser, Jumberareka dan Ansor-Banser Beraksi. Di bait terakhir Mars Banser, Presiden Mafia Sholawat mengulanginya sampai tiga kali, demi agama kurela berkorban, demi ulama kurela berkorban, demi negara kurela berkorban.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Pengasuh Pondok Pesantren Roudhotun Ni‟mah Jl. Supriyadi Gg. Kalicari IV No. 3 Semarang itu kemudian mengajak semua hadirin mengangkat tangan tinggi-tinggi. Gus Ali membaca mantra doa ditirukan jamaah. ‘’Bismillah kun fayakun, dipun reksa dening Allah. Jinaga malaikat papat. Pinayungan dening para nabi dan rasul saking kersane Allah. Laailaaha illallah laa haula waqlaa quwwata illa billaah’’.

Kiai Alumni Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang itu kemudian mengajak massa berdoa dalam Bahasa Jawa, ‘’Bismillah, Allohu resik-resik kun fayakun dadi resik’’ setelah itu ditiupkan di kedua telapak kemudian diusapkan di bagian wajah dan dada masing-masing.

Tiga jam tak terasa malam itu ribuan orang dari berbagai daerah tumpah ruah di Lapangan Pancasila, Simpanglima Semarang.

Presiden Mafia Shalawat Gus Ali Gondrong menjelaskan,

mafia shalawat secara bahasa memiliki arti tersendiri.

Mafia shalawat adalah singkatan dari “Manunggaling Fikiran lan Ati dalem Shalawat” atau bersatunya pikiran dan hati dalam sholawat. Para ulama NU memahami apa itu mafia shalawat adalah sebagai kunci kebahagiaan dalam hidup yang berkaitan dengan pikiran dan hati.

Kemudian istilah mafia pada apa itu mafia shalawat adalah merujuk pada segmentasi kegiatan keagamaan ini. ‘’Bukan hanya santri dan orang yang sudah memegang teguh agamanya. Segmentasi dari apa itu mafia sholawat adalah orang-orang abangan, peminum, menggunakan narkoba, urakan, hingga mereka yang disebut nakal,’’ kata Gus Ali.

Menariknya, banyak santri Gus Ali yang menurutnya berasal dari kalangan “tidak biasa”, yakni mantan preman, pecandu, pembunuh, hingga mantan PSK. Namun semuanya diterima untuk dididik mendapatkan pemahaman agama yang benar. ”Karena berdakwah itu ya seperti itu. Membenahi yang belum benar,” katanya.

Untuk bisa mondok di tempatnya para santri tidak dipungut biaya alias gratis. ”Karena mayoritas mereka berasal dari keluarga tidak mampu. Jadi saya tidak mau memberatkan mereka dengan biaya pendidikan. Yang penting mereka mau belajar dan mengaji, ya ayo,” jelas dia.

Mafia Shalawat secara resmi dideklarasikan pada 9 November 2013 di Ponorogo bertepatan dengan hari Pahlawan Nasional. Hingga kini menurut Gus Ali anggotanya tersebar jutaan di berbagai negara seperti Hongkong, Taiwan, Korea Selatan, Cina, Malaysia, Singapura dan lain-lain. Mafia Shalawat juga memiliki yel-yel khusus, yaitu salam 3 jari sebagai simbol “Iman, Islam dan Ihsan”. Setelah Gus Ali Gondrong menjelaskan makna Mafia Sholawat yaitu “Manunggaling Fikiran lan Ati (Mafia) dalem Shalawat” atau bersatunya pikiran dan hati dalam shalawat, jamaah baru memahami konotasi makna mafia yang semula negatif ternyata baik. ‘’Jadi aja gampang maido, aja gampang nyalahke wong liya dalam ujud dan bentuk seperti apapun,’’ katanya.

Ia mengajak umat untuk memperbanyak tasbih kepada Allah. ‘’Aja kakehan sambat jangan terlalu banyak mengeluh. Celakanya keluhan itu ditulis dalam status di medsos,’’ katanya. Agar kehidupan menjadi baik di mengajarkan tiga hal yaitu kuat menyimpan susah atau masalah, kuat hidup miskin atau menderita dan kuat menahan emosi tidak mudah marah.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *