Menilik Kritik Yusril soal Ideologi Partai Politik, Antara Ada dan Tiada

Kritik Yusril soal Ideologi Partai Politik
partai politik
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



“PKS jelas menyatakan asas partai adalah Islam, tetapi kita bangun kolaborasi dengan semua unsur,” kata Mardani.

Tidak nampak

Pakar psikologi politik Universitas Indonesia Hamdi Muluk menilai pernyataan Yusril memang menggambarkan kenyataan partai politik Indonesia saat ini.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Menurut Hamdi saat ini hanya sedikit partai politik di Indonesia yang memperlihatkan dengan jelas garis ideologi mereka dalam prinsip kebijakan dan gerakan partai.

“Yang dibilang Yusril itu benar. Karena memang partai politik yang ada hari ini hanya sedikit yang memperlihatkan ideologinya,” kata Hamdi saat dihubungi Kompas.com, Jumat (10/3/2023).

“Persoalannya adalah sistem demokrasi kita itu multipartai yang ekstrem dan akhirnya tidak jelas apa ideologi yang dibawa. Akhirnya masyarakat juga bingung karena pilihan politik yang terlampau banyak,” ucap Hamdi.

Menurut Hamdi, PDI-P bisa digolongkan sebagai partai ideologis karena membawa nilai-nilai dan prinsip yang diusung Partai Nasional Indonesia (PNI) yang didirikan Soekarno.

Sedangkan PBB, kata Hamdi, adalah perwujudan kelompok Islam yang mengusung ideologi Masyumi di masa lalu (Neo-Masyumi).

“Jangan lupakan PKS. Mereka kan juga mempunyai kaitan ideologi dengan Ikhwanul Muslimin. Lalu Golkar yang partai tengah pro ekonomi, pro pasar bebas lah,” ujar Hamdi.

Hamdi mengatakan, dari hasil penelitian Laboratorium Psikologi Politik UI terungkap hanya terdapat 4 macam ideologi yang hidup di tengah masyarakat Indonesia.

Pertama, kata Hamdi, adalah nasionalisme-sosialisme seperti yang diusung oleh PDI-P. Kedua adalah kelompok nasional-demokrat dan pro ekonomi seperti Golkar.

Hamdi melanjutkan, ideologi lain yang hidup di masyarakat adalah kelompok agama atau Islam pro syariah seperti ditunjukkan oleh PKS, PBB, dan PPP.

Terakhir adalah pengusung ideologi Islam nasional moderat seperti Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Menurut Hamdi, partai politik seharusnya tetap menampilkan ciri ideologi mereka untuk memikat pemilih.

Hamdi menyampaikan, dalam sistem demokrasi, partai politik menjadi himpunan orang-orang yang memiliki ideologi yang sama dan berupaya memenangkan gagasan yang mereka usung dan ditawarkan kepada masyarakat sebagai calon pemilih.

“Jadi kalau mau jujur, sebenarnya di Indonesia ini cukup dikerucutkan menjadi 4 atau 5 partai saja. Jika hal itu terjadi maka nanti dengan sendirinya ideologi partai itu akan terlihat. Masyarakat juga akan mudah menentukan pilihan sesuai dengan pemikiran politik mereka,” ucap Hamdi.

“Tidak seperti sekarang dengan dengan multipartai ekstrem karena alasan mengakomodasi kehendak mendirikan partai atas nama demokrasi. Akhirnya dampaknya kan ideologinya enggak terlihat jelas. Sistem pemilunya juga sangat rumit, mahal, butuh tenaga banyak,” lanjut Hamdi.

Sumber: kompas

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *