Itulah mengapa Allah SWT pada ayat selanjutnya, memberi isyarat yang sangat jelas, berupa perintah untuk bergabung dengan para hamba-Nya. Sebagaimana firman-Nya;
فَادْخُلِيْ فِيْ عِبٰدِيْۙ
fadkhulī fī ‘ibādī
Masuklah kedalam golongan hamba-hamba-KU (Q.S Al-Fajr [89] : 29)
وَادْخُلِيْ جَنَّتِيْ
wadkhulī jannatī
dan masuklah ke dalam surga-Ku.
Q.S Al-Fajr [89] : 30
Dalam kehidupan, seringkali kita kesulitan dalam menentukan sikap atau pilihan, apalagi kita sebagai orang awam, umumnya belum memiliki hati yang bersih, belum dianugerahi jiwa yang tenang.
Dalam keadaan demikian, maka kita seringkali memperhatikan bagaimana sikap seorang ulama yang saleh, dalam menyikapinya, lalu kita jadikan referensi. Sikap seperti itu, adalah sikap yang benar. Sebagaimana Sabda Nabi Muhammad SAW agar kita mengikuti para ulama yang saleh, karena mereka adalah para pewaris Nabi pada masanya.
Demikianlah Allah SWT itu mewariskan Ilmu-Nya melalui Rasul-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya, agar dapat menjadi suri tauladan bagi manusia.
Karena itu, mari kita biasakan memperhatikan bagaimana hamba-hamba Allah yang saleh dalam menyikapi suatu permasalahan.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan bimbingan-Nya bagi kita semua dengan memasukkan kita ke dalam golongan hamba-hamba-Nya. Memberikan kesempurnaan nikmat dengan menganugerahi nafs al-mutmainnah.
Allahumma Shalli ala Muhammad wa ala aly Muhammad