Kultum 59: Taubatnya Pengunjung dan Pemilik Klub Malam

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.id – Berdakwah di masjid dan di musholla atau surau-surau adalah hal yang wajar dan memang di sanalah tempat yang paling banyak dilakukan pendakwah. Dakwah di tempat-tempat itu biasanya dilakukan dengan ceramah, khotbah, diskusi, ataupun dengan mengaji kitab suci al-Qur’an dan kitab hadits, maupun kitab-kitab pendukung lainnya.

Namun, adalah sangat aneh jika berdakwah itu dilakukan di hadapan pengunjung dan pemilik klub malam. Bagaimana tidak. Suara musiknya saja mungkin akan membuat suara pendakwah hilang ditelan nyaringnya music dan lantunan lagu. Belum lagi kalau pemilik dan pengunjung klub malam marah dan ngamuk. Tapi itulah yang terjadi di Suriah (dulu Syiria, dahulu kala bernama Syam).

Adalah pendakwah yang juga seorang hakim bernama Syekh Ali Al Tantawi yang mengisahkan bahwa ada seorang ulama tua yang tinggal di pinggiran kota (nama kota dirahasiakan) berdekatan dengan sebuah masjid. Masjid itu juga dipimpin oleh ulama yang tua itu, dan tentu saja ulama lansia ini rutin berdakwah di masjid itu.

Dalam kurun waktu tertentu, jamaah masjid dari kalangan kaum muda semakin berkurang. Ulama tersebut kemudian bertanya kepada jamaah yang hadir. Ternyata kaum muda yang sudah tidak ke masjid untuk ngaji itu beralih berbondong-bondong mendatangi klub dan pasar malam.

Layaknya kaum muda, mereka lebih senang dan lebih memilih ke tempat hiburan karena terasa lebih menyenangkan dibandingkan majelis ilmu di masjid. Jamaah yang sempat mengunjungi tempat hiburan menjelaskan bahwa tempat hiburan memiliki aula yang luas dengan taman yang indah. Di sana banyak gadis-gadis berpakaian indah dan minim bahkan bisa dikatakan seperti tidak berpakaian.

Gadis-gadis  tersebut menghibur pengunjung dengan tarian yang gemulai. Banyak dari mereka yang berkunjung adalah Muslim. Memahami penjelasan jamaah yang hadir tentang hal tersebut, ulama ini pun berusaha mengajak mereka kembali ke jalan yang benar. Ulama yang sudah tua tersebut berniat untuk berdakwah di tempat hiburan malam.

Namun beberapa muridnya mencegahnya agar tidak mendatangi klub tersebut. Tentu saja para murid khawatir kalau ulama mereka akan dihina karena berdakwah di tempat yang tidak lazim. Yang lebih mereka khawatirkan adalah kalau ulama tersebut akan disakiti oleh pengunjung klub tersebut.

Ulama tua tersebut menjelaskan bahwa dirinya bukanlah orang yang lebih suci dan lebih baik dari Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam. Untuk apa merasa terhina dengan gunjingan orang? Maka dia meminta salah satu jamaahnya untuk menunjukkan tempatnya. Dengan tertatih ulama yang sudah tua tersebut berjalan memegangi tangan muridnya.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *