Kultum 62: Adab Ketika Menguap

Adab Ketika Menguap
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.id – Agama Islam itu sungguh mulia. Dengan ber-Islam, kita diajarkan tentang akhlak-akhlak yang mulia dan dilarang menjadi manusia yang tercela. Di antara akhlak mulia dalam Islam itu adalah Islam mengajarkan adab ketika menguap. Ketika kita menguap, kita perlu berusaha menahannya sebisa mungkin, dan tidak membiarkan mulut kita menganga. Abu Hurairah Radhiallahu’anhu berkata, Nabi Shallallahu’alaihi wasallam bersabda,

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعُطَاسَ ، وَيَكْرَهُ التَّثَاؤُبَ ،

فَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَحَقٌّ عَلَى كُلِّ

مُسْلِمٍ سَمِعَهُ أَنْ يُشَمِّتَهُ ، وَأَمَّا التَّثَاؤُبُ

فَإِنَّمَا هُوَ مِنْ الشَّيْطَانِ فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ

فَإِذَا قَالَ : هَا ضَحِكَ مِنْهُ الشَّيْطَانُ

Artinya:

Sesungguhnya Allah menyukai bersin, dan tidak menyukai tasa’ub (menguap). Jika seseorang bersin maka ucapkanlah hamdalah, dan merupakan hak baginya terhadap setiap muslim yang mendengarnya untuk ber-tasymit. Adapun menguap, itu dari syetan, maka hendaknya ia menahannya sebisa mungkin. Jika ia menguap sampai mengeluarkan suara ‘hah’ maka syetan pun tertawa (HR. Bukhari no. 6223 dan Muslim no. 2994).

 

Dari hadits di atas, bisa dipahami bahwa bersin adalah hal yang disukai Allah, sementara menguap adalah dari syetan. Karena itu, ketika menguap kita harus berusaha menhannya, menjaga agar tidak bersuara, dan menutupi mulut agar tidak menganga. Diriwayatkan oleh Abu Sa’id Al Khudri Radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,

إِذَا تَثَاوَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيُمْسِكْ بِيَدِهِ

عَلَى فِيهِ ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ

Artinya:

Jika kalian menguap maka tutuplah mulutnya dengan tangan, karena syetan berusaha masuk. Dan dalam lafadz yang lain,

إِذَا تَثَاوَبَ أَحَدُكُمْ فِي الصَّلَاةِ

فَلْيَكْظِمْ مَا اسْتَطَاعَ

Artinya:

Jika kalian menguap dalam shalat maka tahanlah sebisa mungkin (HR. Muslim no. 2995).

Dalamhal ini Ibnu Allan Asy Syafi’i menjelaskan bahwa kita harus ithbaq (artinya, mengatupkan bibir), dan jika tidak bisa ditahan maka kita perlu meletakkan tangan depan mulut. Berdasarkan dalil-dalil tersebut, bisa kita simpulkan bahwa yang perlu diusahakan ketika menguap adalah menahan terbukanya mulut, atau menutupnya dengan tangan, dan berusaha agar tidak bersuara.

Sebagian ulama mengatakan, agar kita menutup mulut dengan tangan kiri. Hal ini dilatarbelakangi oleh fakta bahwa menguap adalah keburukan, sehingga lebih didahulukan tangan kiri. Mereka berfatwa, “Dahulukan tangan kanan dalam semua perkara yang mulia. Dan didahulukan tangan kiri dalam semua perkara yang hina”.

Adapaun cara menutup mulut adalah dengan meletakkan punggung tangan kiri untuk menutup mulut, bukan dengan telapak tangan. Mereka berpandangan itu lebih sempurna. As Safarini rahimahullah mengatakan, “Guruku, Syaikh At Taghlibi, semoga Allah meluaskan kuburnya, berkata, “jika menutup mulut ketika menguap dengan tangan kiri, maka gunakan punggungnya. Jika dengan tangan kanan, maka dengan telapaknya”.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *