Anies Baswedan & Riwayat Masjid At Tabayyun

Anies Baswedan
Anies Baswedan
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Di TVMyang mulai dihuni warga awal tahun 90 an, Pemprov DKI memiliki banyak tanah fasos dan fasum. Kami  tertarik lahan  taman seluas 1058 m2. Lokasinya di tengah- tengah pemukiman warga.

” Silahkan Abang ajukan dan proses perizinannya,” Anies menanggapi.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Kami pun memproses sendiri dari bawah sekali. Tidak ingin mengganggu kesibukan Gubernur. Kami ingin  mengikuti alur membangun rumah ibadah di DKI. Apalagi Anies hampir setiap saat meresmikan rumah ibadah berbagai agama. Kami pikir mudah

Namun, ya, ampun. Rumit ternyata urusannya. Yang juga  rumit  berurusan dengan kantor non instansi pemerintah. Di FKUB ( Forum Komunikasi Umat Beragama) malah hampir setahun berkas menyangkut. Antar anggota kebanyakan berdebat dan tarik ulur. Dari tingkat kecamatan, walikota hingga provinsi.

Tenda Arafah

Kami mulai dengan modal izin prinsip dari Gubernur DKI. Sementara mengurus pelbagai macam izin pembangunannya, kami mendirikan tenda untuk tempat beribadah sementara di lahan bakal lokasi masjid.  Dua kali Ramadhan dan Idul Fitri  di laksanakan di tenda darurat itu. Yang terkenal dengan julukan  Tenda Arafah. Sementa itu Panitia Masjid terus menghadapi penolakan dari warga yang entah dibina siapa sehingga toleransi sama sekali tidak ada dalam kamusnya. Mereka pun  menggugat di PTUN, dan kami menangkan di tingkat pertama dan banding.

Panitia Pembangunan Masjid  menghadapi ujian luar biasa. Apalagi harus pula mengendalikan emosi ormas – ormas Islam yang sudah geram  atas kenyataan yang kami. Saya sempat curhat kepada Gubernur Anies saat datang meresmikan peletakan batu pertama 24 Agustus 2021. Anies hanya meminta kami bersabar.

” Proses perizinan yang Abang alami  mungkin karena mengikuti prosedur sesuai nama masjidnya At Tabayyun, yaitu cek dan ricek, ” kata Anies mencoba menghibur.

Selesaikan masalah tanpa masalah

Pada waktu upacara peletakan batu pertama, warga yang protes menyewa guru-guru senam wanita untuk berdemo. Setelah peresmian Anies menemui pendemo. Bisa dibayangkan sekelas Anies yang aktivis berhadapan pelatih senam yang  tidak fasih merumuskan tuntutannya. Akhirnya memang para pendemo hanya meminta foto foto selfie.

Hari itu karena akan mampir makan siang di rumah seusai peresmian, saya semobil dengan Anies. Di tengah perjalanan, Anies minta saya tunjukkan lokasi tanah Pemprov yang lain di komplek itu. Saya antar ke lahan yang luasnya 3 kali lebih luas dibanding lahan yang diprotes: 3500 m2.

Di luar dugaan, ternyata  kelak itulah yang menjadi lokasi masjid At Tabayyun, sekarang.

Anies  tipe orang yang berpikir cepat dan mengambil keputusan luar biasa cepatnya. Lahan  yang ditunjuk Anies menjadi solusi,  mengakhiri kontroversi yang ada karena sebagian warga yang protes pun menyatakan dukungannya. Persis bunyi iklan sebuah brand : Anies menyelesaikan masalah tanpa masalah.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *