Kultum 117: Mengenal Uwais AL-Qarni (1)

Mengenal Uwais AL-Qarni
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.id – Alkisah, pada jaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, di negeri Yaman, tinggalah seorang pemuda yang bernama Uwais Al-Qarni yang berpenyakit sopak, yaitu penyakit kulit yang menyebabkan belang-belang di tangan dan kaki, atau baigan tubuh yang lain. Penyakit ini saat ini dikenal dengan penyakit vitiligo, walau keduanya agak berbeda. Walau banyak terdapat belang-belang di beberapa bagian tubuh dan tangannya, Uwais adalah pemuda shalih dan berbakti kepada Ibunya yang sudah tua, buta, dan lumpuh.

Uwais senantiasa merawat dan memenuhi semua permintaan Ibunya. Tapi ada satu permintaan Ibunya yang sulit ia kabulkan karena kemiskinannya, yaitu berhaji ke Mekkah. Meski demikian Uwais tak kehabisan akal. Dengan uangnya yang terbatas, dia membeli seekor anak lembu dan dia buatkan kandang untuk anak lembu itu di puncak bukit.

Sejak saat itulah, Uwais setiap pagi bejalan sambil menggendong anak lembu naik-turun bukit.  Karena hal ini dia lakukan setiap hari, maka anak lembu itu tiak terasa berat baginya. Namun, orang-orang di sekitarnya tertawa  sinis dan bahkan ada pula yang mengoloknya.

Setelah delapan bulan berlalu, berat anak lembu itu menjadi sekitar 100 kilogram, dan musim Haji pun semakin dekat. Seiring dengan itu, otot-otot Uwais juga semakin membesar dan sangat kuat. Dia menjadi kuat mengangkat barang-barang, sehingga orang-orang mengira maksud Uwais menggendong lembu setiap hari adalah untuk itu.

Tapi ternyata selama ini Uwais latihan untuk menggendong Ibunya menempuh perjalanan Haji. Ketika musim Haji tiba, dia pun menempuh jarak sekitar 1000 kilometer itu dengan berjalan menggendong ibunya.

Subhanallah, alangkah besarnya bakti dan cinta Uwais kepada ibunya. Ia rela menempuh perjalanan jauh dan sulit, demi memenuhi keinginan ibunya. Secara logika, jarak antara Yaman ke Mekkah sungguh tidak mungkin ditempuh dengan berjalan kaki. Namun, Uwais berjalan dengan tegap menggendong ibunya yang lumpuh itu. Demikian juga ketika thawaf mengelilingi Ka’bah dan melaksanakan sa’i.

Ibunya terharu dan bercucuran air mata, serta menangis terisak-isak ketika dia telah melihat Baitullah. Di hadapan Ka’bah, si ibu dan anak itu berdoa. Uwais berdoa, “Ya Allah, ampuni semua dosa ibuku”. Ibunya menyahut, “Bagaimana kamu berdosa?” tanya ibunya keheranan. Uwais menjawab, “Apabila dosa ibu diampuni, maka ibu akan masuk surga. Maka cukuplah ridho dari ibu yang akan membawa aku ke surga”.

Subhanallah, ternyata itulah keinginan Uwais yang tulus dan penuh cinta. Allah Subhanahu wata’ala pun memberikan karunianya. Seketika itu juga Uwais sembuh dari penyakit sopaknya. Yang tertinggal hanyalah satu bulatan putih di punggung tangannya (sebagaian ulama mengatakan di tengkuknya, wallahu a’lam).

Ternyata, sisa penyakit sopak yang tinggal satu bulatan uang Dirham ini adalah hikmah yang tersimpan. Itulah tanda untuk Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib, dua sahabat utama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam untuk mengenali Uwais suatu hari nanti. Rasulullah berpesan agar mereka berdua mencari Uwais di sekitar Ka’bah.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *