CSIS: Capres Pro-Cina Anti Islam

CSIS: Capres Pro-Cina Anti Islam
Pendiri Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Jusuf Wanandi
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Benny Moerdani yang dianggap tokoh-tokoh Islam sebagai musuh utama tahun 1980-1990an, selain CSIS, kecewa besar terhadap Presiden Soeharto yang mencopotnya sebagai Panglima ABRI dan Panglima Kopkamtib.

Dalam catatan Jusuf Wanandi tentang Benny yang ingin terus memegang kekuasaan di negeri ini, ada beberapa kendala yang harus diatasi Benny. Salah satunya adalah agama yang dianutnya: memang pencalonan itu bisa terjadi, tetapi sebagai umat Katolik, tidak mungkin ia menjadi presiden.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Ketika Soeharto menjauhi CSIS otomatis bisnis etnis Cina menerima dampaknya, stop proyek untuk Yusuf Wanandi dkk. Ketika Benny digeser menjadi Menhankam, di saat yang bersamaan Soeharto menyatakan kepada kabinetnya: “Saya tidak mau ada hubungan apapun lagi dengan CSIS dan saya perintahkan kalian juga demikian.

CSIS yang merupakan lembaga pemikir yang pro-Barat, mengakui bahwa mereka punya kerja sama dengan RAND Corporation, lembaga think tank berbasis di California, Amerika Serikat, “yang dikenal anti Islam militan”.

“RAND Corporation sangat membantu CSIS,” . Meski ia tidak mungkin meniru sepenuhnya RAND, Jusuf menyatakan, “Namun, kekuatan intelektual, proses penelitian dan pengawasan, pendekatan dan kerja sama kolektif dan studi interdisiplin yang diterapkan RAND Corporation sangat mengesankan dan saya ingin menerapkannya di CSIS.”

Kedekatan Ali Moertopo dengan kelompok Katolik CSIS, “karena sejak awal ia tidak suka kepada Islam atau syariat Islam.” Pada Sidang MPRS 1968, Ali Moertopo menyarankan kepada Soeharto agar menolak GBHN yang dirumuskan MPRS yang dipimpin oleh Jenderal Nasution dan Subchan. Ali dkk. berhasil melobi Soeharto yang ‘baru mengenal politik’ saat itu.

Kata Ali Moertopo, “Bapak tidak bisa menerima usulan Badan Pekerja karena semuanya dibuat oleh Nasution dan oknum ABRI berhaluan kanan. Bapak tidak bisa menerima ini karena dalam konsep-konsep tersebut diselipkan perumusan penerapan syariah Islam”

Dari sejenak menengok kebelakang kini kejadian yang sama dengan orang yang berbeda namun semuanya adalah kader Benny Moerdani yaitu Luhut Panjaitan, Hendroprijono, dan beberapa jenderal merah tua berkuasa saat ini bersama Jokowi, telah memiliki strategi untuk menyingkirkan siapapun yang akan menghalangi mereka.

Sekian lama Yusuf Wanandi dan para Taipan menjauhi layar kaca maka ketika tampil bersama Rosi di Kompas TV, Kamis (25/5/2023) adalah sinyal dari pesan yang sama dari pemangku kekuasaan rezim saat ini.

Sangat mungkin rekayasa yang mereka ciptakan para Pemilu 2024 bukan hanya Anies Baswedan yang akan dilenyapkan, Prabowo Subianto akan menjadi sasaran untuk kesekian kali harus dikalahkan.

Untuk tetap memberi jalan dan tempat sesuai keinginan untuk memenangkan dan melahirkan kembali Presiden yang pro-Taipan (Cina) dan anti-Islam.*****

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *