Kultum 128: Dahulukan Akhirat, Dunia akan Mengikuti

Dahulukan Akhirat
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.id – Jika barometer “rizki itu adalah kerja keras, semakin keras semakin kaya”, maka yang paling kaya adalah kuli pemecah batu di lereng-lereng gunung. Jika barometer rizki itu adalah waktu kerja, “semakin lama jam kerja semakin kaya”, maka orang yang paling kaya adalah tukang tambal ban yang buka 24 jam. Jika Barometer “rizki adalah kepandaian, maka yang paling kaya tentu guru besar yang bergelar Profesor atau Doktor”. Jika Barometer “rizki adalah jabatan, maka raja atau presiden adalah orang yang paling kaya”.

Namun, kenyataan  yang ada tidaklah demikian. Buktinya, deretan 10 orang terkaya dunia bukan dari yang disebutkan di atas. Bahkan sudah terbukti dan bisa dilihat, bahwa jika hidup ini hanya berorientasi kepada dunia semata, maka hidup ini hanya akan menjadi derita seperti yang kita saksikan sendiri di lingkungan kita. Hal seperti ini bahkan kadang menimpa diri kita sendiri.

Itu semua hanya karena kita mengejar sesuatu yang tidak pasti. Diriwayatkan dari Zaid bin Tsabit Radhiyallahu anhu, Rasulullah  bersabda,

مَنْ كَانَتْ الدُّنْيَا هَمَّهُ فَرَّقَ اللَّهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ

وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنْ

الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ وَمَنْ كَانَتْ الْآخِرَةُ

نِيَّتَهُ جَمَعَ اللَّهُ لَهُ أَمْرَهُ وَجَعَلَ غِنَاهُ

فِي قَلْبِهِ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ

Artinya:

Barangsiapa menjadikan dunia sebagai tujuan hidupnya, niscaya Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kefaqiran membayangi kedua matanya, dan harta dunia tidaklah datang kepadanya melainkan apa yang telah ditetapkan baginya. Dan barangsiapa yang menjadikan akhirat sebagai tujuan hidupnya, maka Allah akan mengumpulkan (mengatur) segala urusannya dan Allah akan menjadikan kekayaan memenuhi hatinya, dan harta dunia dipaksa untuk mendatanginya (HR. Ibnu Majah).

Karena yang pasti adalah ‘kematian’, yakni berpindah ke alam akhirat, maka marilah kita kejar akhirat. Dengan demikian, urusan dunia pasti akan dimudahkan oleh Allah Subhanahu wata’ala, sebagaimana janji Allah melalui Nabi dalam hadits di atas. Marilah kita percayai sabda Nabi dan meng-imani janji Allah tersebut. Rasulullah bersabda,

وَإِنَّ اللَّهَ يُعْطِي الْدنيا مَنْ يُحِبُّ وَمَنْ لا

يُحِبُّ، وَلا يُعْطِي الإِيمَانَ إِلا مَنْ يُحِبُّ

Artinya:

Sesungguhnya Allah memberikan harta dunia kepada orang yang dicintai-Nya dan orang yang tidak dicintai-Nya namun Allah tidak memberi iman kecuali hanya kepada orang yang dicintai-Nya (HR. Al-Hakim).

Alkisah, orang-orang pernah bertanya kepada Umar bin Abdul Azis (menjelang wafatnya), “Apa yang akan kamu tinggalkan untuk anak-anakmu?”. Mereka bertanya karena mereka paham bahwa Umar terkenal dengan sedekahnya yang luar biasa. Umar bin Abdul Azis menjawab,

تَرَكْتُ لَهُمْ تَقْوَى اللهِ، فَإِنْ كَانُوا

صَالِحِيْنَ فَاللهُ تَعَالَى يَتَوَلَّى الصَّالِحِيْنَ،

وَإِنْ كَانُوا غَيْرَ ذَلِكَ، فَلَنْ أَتْرُكَ لَهُمْ

مَا يُعِيْنُهُمْ عَلَى مَعْصِيَةِ اللهِ تَعَالَى

Artinya:

Aku tinggalkan untuk mereka ketakwaan kepada Allah, jika mereka adalah orang-orang yang shalih, maka sesungguhnya Allah akan melindungi (memberikan kecukupan kepada) mereka, jika mereka tidak demikian (orang yang bermaksiat), maka aku tidak tinggalkan sedikit pun fasilitas yang memudahkan mereka untuk bermaksiat kepada Allah Subhanahu wata’ala (An-Najah, Ihab Hasan Nushair).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *