Kultum 133: Jariyah Itu Takkan Putus Pahalanya (1)

Jariyah Itu Takkan Putus Pahalanya
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Kita akan melihat lebih jelasnya, 7 jenis amalan yang dijanjikan Allah Subahanhu wata’ala melalui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Pertama, mengajarkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat, yang mengantarkan seseorang mengenal agama dan Rabbnya. Itulah ilmu yang menjadi petunjuk seseorang ke jalan yang lurus.

Ilmu yang bermanfaat akan mengenalkan perbedaan antara jalan hidayah dan jalan kesesatan. Ilmu yang bermanfaat juga mengajarkan mana yang haq dan mana yang bathil. Singkatnya, ilmu yang bermanfaat akan menunjukkan mana hal-hal yang halal dan mana yang haram.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Jadi pengertiannya, ilmu itu akan menunjukkan betapa mulianya kedudukan seorang ulama yang memberi nasihat kepada umat. Para da’i itulah yang ikhlas memberikan pencerahan bagi umat. Saking mulianya ilmu yang bermanfaat, Imam Ahmad memuji ulama itu bagaikan orang yang menghidupkan masyarakat yang telah mati hatinya.

Di dalam pengantar bukunya yang berjudul “ar-Rad ‘ala Jahmiyah”, beliau mengatakan, “Segala puji bagi Allah yang menjadikan generasi ulama sebagai pejuang di masa fatrah dari para rasul. Mereka mengajak orang yang sesat menuju jalan petunjuk, bersabar terhadap setiap gangguan dari masyarakat. Mereka menghidupkan manusia yang mati hatinya kepada kitabullah, dan membuat manusia yang buta agama dengan cahaya Allah. Betapa banyak korban Iblis yang dia hidupkan, dan betapa banyak orang sesat dalam kebodohan yang mereka tunjukkan jalan hidayah. Sungguh indah kiprah mereka di tengah masyarakat, namun sungguh buruk sikap masyarakat yang tidak memahami hak mereka kepada ulama” (ar-Rad ‘ala al-Jahmiyah, hlm. 6).

Ketika orang yang berilmu wafat, maka ilmu mereka tetap kekal di tengah-tengah masyarakat. Di saat jasad mereka tertanam di tanah kuburan, pahala mereka akan tetap bermunculan. Para ulama mengatakan, “Saat ulama pergi, buku-buku mereka tetap kekal abadi”.

Semoga sedikit yang kita baca ini menjadi pengingat bagi kita semua, dan kalau sekiranya bisa bermanfaat bagi yang lain, mari kita share kultum ini kepada sanak saudara dan handai taulan serta sahabat semuanya, semoga menjadi jariyah kita semua, aamiin.

اَلْحَمْدُ للَّهِ رَبِّ الْعالَمِينَ

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Sumber : Ahmad Idris Adh.                                   

—ooOoo—

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *