Kultum 145: Lebih Jauh tentang Syirik

Lebih Jauh tentang Syirik
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Dengan memahami ayat 13 dari surat Luqman dan hadits di atas, kita paham bahwa syirik merupakan bentuk kemaksiatan yang paling besar kepada Allah Subhanahu wata’ala. Syirik juga merupakan sebesar-besar kezhaliman, sebesar-besar dosa yang tidak akan diampuni oleh Allah Subhanahu wataa’ala. Allah berfirman,

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ

يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا

Artinya:

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain itu bagi siapa yang Dia kehendaki, barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar (QS. An-Nisa’, ayat 48).

Mungkin kita lantas bertanya, “Mengapa syirik (menyekutukan Allah) dikatakan sebagai dosa besar yang paling besar dan merupakan kezhaliman yang paling besar?” Ternyata, syirik adalah menyamakan makhluk (ciptaan) dengan Khaliq (Pencipta). Dengan demikian, syirik itu merupakan hinaan terhadap Allah Azza wajalla. Jadi, siapa saja yang menyekutukan Allah Azza wajalla dengan sesuatu, berarti ia telah menyamakan Sang Maha Pencipta dengan ciptaan-Nya. Inilah yang namanya sebesar-besar kezhaliman.

Dari sekian banyak contoh perbuatan syirik adalah memohon (berdo’a) kepada orang yang sudah mati, meskipun yang sudah mati itu itu Nabi, wali, habaib, kiyai, apalagi manusia biasa lainnya. Perbuatan ini adalah perbuatan syirik. Berdo’a (memohon) kepada selain Allah Subhanahu wata’ala, misalnya berdo’a meminta suatu hajat, isti’anah (minta tolong), istighatsah (minta tolong di saat sulit) kepada orang yang sudah mati, jin, maupun kuburan, atau pohon yang dianggap keramat. Kadangkala hal itu dilakukan untuk minta rezeki, minta kesembuhan penyakit.

Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhab rahimahullah berkata, “Barangsiapa memalingkan satu macam ibadah kepada selain Allah, maka ia adalah musyrik kafir”. Allah Subhanahu wata’ala berfirman,

وَمَنْ يَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَ لَا

بُرْهَانَ لَهُ بِهِ فَإِنَّمَا حِسَابُهُ عِنْدَ رَبِّهِ ۚ

إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ

Artinya:

Dan barangsiapa menyembah ilah (tuhan) yang selain Allah, padahal tidak ada satu pun bukti baginya tentang itu, maka perhitungannya hanya pada Rabb-nya, sungguh tidak beruntung orang-orang yang kafir itu (QS. Al-Mukminun, ayat 117).

Semoga sedikit yang kita baca ini menjadi pengingat bagi kita semua, dan kalau sekiranya bisa bermanfaat bagi yang lain, mari kita share kultum ini kepada sanak saudara dan handai taulan serta sahabat semuanya, semoga menjadi jariyah kita semua, aamiin.

اَلْحَمْدُ للَّهِ رَبِّ الْعالَمِينَ

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Sumber : Ahmad Idris Adh

—ooOoo—

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *