Negeri Geger! Kisah Abu Nawas: Hilang Diculik, Tebusannya Bukan Uang tapi Raja

Abu Nawas Hilang Diculik
Abu Nawas Hilang Diculik. Foto: pixabay
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Saat itu Abu Nawas baru saja pulang dari istana setelah dipanggil Baginda. Ia tidak langsung pulang ke rumah melainkan berjalan-jalan lebih dahulu ke perkampungan orang-orang badui Arab.

Ini memang sudah menjadi kebiasaan Abu Nawas yang suka mempelajari adat istiadat orang-orang badui.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Pada suatu perkampungan, Abu Nawas sempat melihat sebuah rumah besar yang dari luar terdengar suara hingar bingar seperti suara kerumunan puluhan orang.

Abu tertarik, ingin melihat untuk apa orang-orang badui berkumpul di sana, ternyata di rumah besar itu adalah tempat orang badui menjual bubur haris yaitu bubur khas makanan para petani.

Tapi Abu Nawas tidak segera masuk ke rumah besar itu, merasa lelah dan ingin beristirahat maka ia terus berjalan ke arah pinggiran desa.

Abu Nawas beristirahat di bawah sebatang pohon rindang. Ia merasa hawa di situ amat sejuk dan segar sehingga tidak berapa lama kemudian mengantuk dan tertidur di bawah pohon.

Abu Nawas tak tahu berapa lama ia tertidur, tahu-tahu ia merasa dilempar ke atas lantai tanah. Brak! Ia pun tergagap bangun. “Kurang ajar! Siapa yang melemparku ?” tanyanya heran sembari menengok kanan kiri.

Tidak berapa lama kemudian muncul seorang badui bertubuh besar. Abu Nawas memperhatikan dengan seksama, ia ingat orang inilah yang menjual bubur haris di rumah besar di tengah desa.

“Jangan teriak-teriak, cepat makan ini !” kata orang itu sembari menyodorkan piring ke lubang ruangan.

Abu Nawas tidak segera makan. “Mengapa aku dipenjara?”

“Kau akan kami akan kami jadikan campuran bubur haris.”

“Hah? Jadi yang kau jual di tengah desa itu bubur manusia?” tanya Abu Nawas.

“Tepat. Itulah makanan favorit kesukaan kami.”

“Kami…. ? Jadi kalian sekampung suka makan daging manusia?” Abu Nawas semakin kaget.

“lya, termasuk dagingmu, sebab besok pagi kau akan kami masak”

“Sejak kapan kalian makan daging manusia?”

“Oh …sejak lama. Setidaknya sebulan sekali kami makan daging manusia.” jawab orang itu.

“Dari mana saja kalian dapatkan daging manusia?”

“Kami tidak mencari ke mana-mana, hanya setiap kali ada orang masuk atau lewat di desa kami pasti kami tangkap dan akhirnya kami jadikan bubur.”

Abu Nawas diam sejenak. Ia berpikir keras bagaimana caranya bisa meloloskan diri dari bahaya maut ini.

Ia merasa heran, kenapa Baginda tidak mengetahui bahwa di wilayah kekuasaannya ada kanibalisme

“Barangkali para menteri hanya melaporkan hal yang baik-baik saja. Mereka tidak mau bekerja keras untuk memeriksa keadaan penduduk.” pikir Abu Nawas.

“Baginda harus mengetahui hal seperti ini secara langsung, kalau perlu”

Setelah memberi makan berupa bubur, badui itu meninggalkan Abu Nawas.

Abu Nawas tentu saja tak berani makan bubur itu jangan-jangan bubur manusia. Ia menahan lapar semalaman tak tidur, tubuhnya yang kurus makin nampak kurus.

Esok harinya badui itu datang lagi. “Bersiaplah sebentar lagi kau akan dimasak,”

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *