Kultum 166: Penulisan Al-Qur’an dan Hadits Bukan Bid’ah

Penulisan Al-Qur’an dan Hadits Bukan Bid'ah
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Adapun pengumpulan Al-Qur’an dalam satu kitab, hal ini memiliki rujukan dalam syariat karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam telah memerintahkan penulisan Al-Qur’an, tapi penulisannya masih terpisah-pisah, maka dikumpulkan oleh para sahabat Radhiyallahu anhum pada satu mushaf (menjadi satu mushaf) untuk menjaga keutuhannya. Demikian juga shalat Tarawih. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah shalat secara berjama’ah bersama para sahabat beberapa malam, lalu pada akhirnya tidak bersama mereka (sahabat) karena khawatir kalau amalan itu dijadikan sebagai satu kewajiban.

Akhirnya para sahabat shalat Tarawih secara berkelompok-kelompok di masa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam masih hidup juga setelah wafat beliau sampai sahabat Umar Radhiyallahu ‘anhu menjadikan mereka satu jama’ah di belakang satu imam. Sebagaimana mereka dahulu di belakang (shalat) seorang dan hal ini bukan merupakan bid’ah dalam agama.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Demikian juga halnya dengan penulisan hadits-hadits. Hal yang demikian itu memiliki rujukan dalam syariat. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam telah memerintahkan untuk menulis sebagian hadits-hadist kepada sebagian sahabat karena adanya permintaan kepada beliau dan yang dikhawatirkan pada penulisan hadits masa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam secara umum adalah ditakutkan tercampur dengan penulisan Al-Qur’an.

Maka ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah wafat, lantas hilanglah kekhawatiran tersebut, sebab Al-Qur’an sudah sempurna dan telah disesuaikan sebelum wafat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka sesudah itu kaum muslimin juga mengumpulkan hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagai usaha untuk menjaga agar supaya tidak hilang. Semoga Allah Subahanahu wata’ala memberi balasan yang baik kepada mereka semua, karena mereka telah menjaga kitab Allah dan Sunnah Nabi mereka Shallallahu ‘alaihi wa sallam agar tidak kehilangan dan tidak rancu akibat ulah perbuatan orang-orang yang selalu tidak bertanggung jawab. (Wallahu a’lam)

Semoga sedikit yang kita baca ini menjadi pengingat bagi kita semua, dan kalau sekiranya bisa bermanfaat bagi yang lain, mari kita share kultum ini kepada sanak saudara dan handai taulan serta sahabat semuanya, semoga menjadi jariyah kita semua, aamiin.

اَلْحَمْدُ للَّهِ رَبِّ الْعالَمِينَ

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Sumber : Ahmad Idris Adh

—ooOoo—

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *