Pihak kafir Quraisy pada musim ziarah itu segera menyongsong orang-orang yang datang berziarah ke Makkah dengan memperingatkan mereka jangan mendengarkan perkataan Nabi Muhammad SAW dan pesona bahasanya. Jangan sampai mereka itu mengalami bencana seperti yang dialami penduduk Makkah dan menjadi api fitnah yang akan membakar seluruh jazirah Arab.
Akan tetapi, propaganda begini tidak dapat berdiri sendiri, juga tidak dapat melawan penerangan yang mempesonakan yang sudah dipercayai orang-orang.
Kalau memang kebenaran yang dibawa oleh penerangan Nabi Muhammad SAW yang mempesonakan itu, apa salahnya orang mempercayainya?
Di samping propaganda itu, Quraisy harus punya propaganda lain lagi. Untuk propaganda itu Quraisy akan mendapatkannya pada An-Nadhr Ibn Harits.
An-Nadhr Ibn Harits ini adalah setannya kaum kafir Quraisy, orang yang pernah pergi ke Hira dan mempelajari cerita raja-raja Persia, peraturan-peraturan agamanya, ajaran-ajarannya tentang kebaikan dan kejahatan serta tentang asal-usul alam semesta.
Ketika dalam pertemuan, Nabi Muhammad SAW mengajak orang-orang kepada Allah SAW, serta memperingatkan mereka tentang akibat-akibat yang telah menimpa bangsa-bangsa sebelumnya yang menentang peribadatan kepada Allah. An-Nadhr Ibn Harits lalu datang menggantikan tempat Nabi Muhammad dalam pertemuan itu.
Maka berceritalah An-Nadhr Ibn Harits kepada kaum Quraisy tentang sejarah dan agamanya. “Dengan cara apa (Nabi) Muhammad membawakan ceritanya lebih baik daripada aku? Bukankah (Nabi) Muhammad membacakan cerita-cerita orang dahulu seperti yang kubacakan juga?” kata An-Nadhr Ibn Harits.
1 Komentar