Quraisy pun lalu menyebarkan kisah-kisah An-Nadhr Ibn Harits itu dengan jalan bercerita lagi sebagai propaganda atas peringatan dan ajakan (Nabi) Muhammad kepada mereka itu.
Kemudian, orang-orang Quraisy menuduh bahwa sebagian besar apa yang dibawa Nabi Muhammad itu adalah pelajaran dari Jabr yang beragama Nasrani.
Kaum kafir mengatakan, apabila ada orang yang mau meninggalkan kepercayaan nenek-moyangnya, maka agama Nasrani inilah yang lebih utama. Jadi tuduhan inilah yang di desas-desuskan oleh Quraisy. Untuk itulah Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَلَقَدْ نَعْلَمُ اَنَّهُمْ يَقُوْلُوْنَ اِنَّمَا يُعَلِّمُهٗ بَشَرٌۗ لِسَانُ الَّذِيْ يُلْحِدُوْنَ اِلَيْهِ اَعْجَمِيٌّ و وَّهٰذَاا لِسَانٌ عَرَبِيٌّ مُّبِيْنٌ
“Sungguh, Kami benar-benar mengetahui bahwa mereka berkata, “Sesungguhnya ia (Alquran) hanyalah diajarkan kepadanya (Nabi Muhammad) oleh seorang manusia.” Bahasa orang yang mereka tuduh (bahwa Nabi Muhammad belajar kepadanya) adalah bahasa ajam (bukan bahasa Arab). Padahal, ini (Alquran) adalah bahasa Arab yang jelas.” (QS An-Nahl ayat 103)
Dengan propaganda semacam itu, kaum kafir Quraisy memerangi Nabi Muhammad SAW. Kaum kafir berharap propagandanya akan lebih ampuh daripada gangguan dan siksaan kaum kafir kepada Nabi Muhammad SAW dan umat Islam.
Akan tetapi kuatnya kebenaran dalam bentuk yang jelas dan sederhana yang dilukiskan melalui ucapan Nabi Muhammad SAW, lebih tinggi dari kebohongan yang dikatakan kaum kafir. Semakin hari, semakin tersebar juga ajaran Islam di kalangan orang-orang Arab.
1 Komentar