Dulu Seteru, Sekarang Sekutu: Politik Indonesia Jelang Pemilu

Politik Indonesia Jelang Pemilu
Budiman Sudjatmiko dan prabowo berpelukan
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Afthon menambahkan, baginya Prabowo mempunyai rekam jejak pelanggaran HAM yang belum selesai dan ia bersimpati pada keluarga korban pelanggaran HAM “yang hingga kini masih mencari keadilan” serta berharap “pemerintah menghukum pelaku penculikan aktivis 98.”

Namun PSI sendiri mengaku belum bisa memastikan pilihannya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Jadi kompas kami hari ini dalam menentukan dukungan adalah Pak Jokowi. Kapan akan diumumkan? tunggu aja,” kata Grace Natalie, Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, usai menerima kunjungan Prabowo, 2 Agustus lalu.

Relawan yang berganti pakaian

Politisi, partai politik, bahkan relawan juga bisa berbalik arah.

Salah satu kelompok relawan pendukung Jokowi yang bukan saja habis-habisan di tahun 2014 dan 2019, tapi juga dalam berbagai kesempatan adalah Jokowi Mania atau Joman.

Joman berada di pihak yang berseberangan dengan Prabowo, ketika Joko Widodo dan Prabowo Subianto berhadap-hadapan, sebelum Prabowo diangkat sebagai Menhan.

Namun, menjelang tahun politik 2024, Joman justru menambatkan diri pada Prabowo.

Bulan Februari lalu, Ketua Umum Jokowi Mania, Immanuel Ebenezer, mendeklarasikan Prabowo Mania 08.

“Jadi bukan relawan, tapi pendukung atau timses Pak Prabowo untuk 2024,” ujar Noel yang juga menyebut bahwa Prabowo Mania akan bertransformasi menjadi ormas dan bukan kelompok relawan.

Sebelumnya, Noel menginisiasi Ganjar Pranowo (GP) Mania, tetapi membubarkan diri karena ia menilai Ganjar tidak memiliki gagasan dan keberanian untuk menyampaikannya kepada publik.

Langkah Joman juga diprediksi akan diikuti oleh kelompok relawan lainnya, Pro-Jokowi atau Projo, setelah bertemu dengan barisan relawan Prabowo bulan Juli lalu.

Dalam pertemuan tersebut, Ketum Projo, Budi Arie mengatakan kedua kelompok relawan ini telah memiliki kesamaan dalam agenda perjuangan, cara pandang, dan bagaimana meneruskan kemajuan Indonesia.

Ia menambahkan kesamaan tersebut bisa dijadikan rujukan untuk sosok yang didukung.

“Terus apa lagi? Masa figurnya bisa beda?” ujar Budi Arie.

Tetapi Projo mengaku masih menunggu arahan Jokowi sebelum mengumumkan dukungannya.

“Ya lihat saja nanti Pak Jokowi akan memerintahkan kami seperti apa,” ucapnya.

Basis ideologi yang lemah

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *