Innalilahi! Hendak Antarkan Istri dan 3 Anaknya ke Maahad Tahfiz, Satu Keluarga Ini Tewas dalam Kecelakaan Maut

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, satu keluarga tewas dalam sebuah kecelakaan maut yang terjadi pada Jumat (1/9/2023) lalu.

Kisah tragis keluarga meninggal dalam kecelakaan maut ini terjadi di Kilometer 5, Jalan Segamat-Kuantan, Malaysia.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Kecelakaan tragis ini menewaskan enam anggota keluarga, termasuk ibu, ayah dan keempat anaknya.

Bagaimana kisah lengkapnya?

Dikutip dari Berita Harian pada Senin (4/9/2023), kecelakaan maut yang terjadi pada pukul 18.30 waktu setempat itu menewaskan enam anggota keluarga yang terdiri dari pasangan suami istri, Amir Ruddin Ismail, 46 dan Norahimah Noor Muhamad, 43.

Sementara empat anak lagi dari pasangan tersebut turut meninggal dunia, yakni Fatimatulzahrah, 17, Seri Khadijah Aqilah, 13, Rufaidatul Asyariyah, 10, dan Muhammad Assyakrawi, 5.

Dalam perjalanan, keenam anggota keluarga tersebut terlibat dalam kecelakaan maut setelah mobil yang mereka tumpangi ditabrak truk bermuatan pasir.

Pasangan suami istri dengan ketiga anaknya Fatimahtulzahrah, Seri Khadijah Aqilah, dan Rufaidatul Asyariyah, tewas di lokasi kejadian.

Sedangkan Muhammad Assyakrawi, 5, dipastikan meninggal dunia saat mendapat perawatan.

Anggota keluarga lainnya Abdullah, 15, selamat dalam kejadian tersebut, namun ia kritis karena mengalami luka berat dan mendapat perawatan lebih lanjut di Intensive Care Unit (ICU) RS Segamat karena mengalami luka serius di kepala, usus, dan paru-paru.

Kronologi

Putra sulung dari pasangan tersebut, Abdul Rahman Amir Ruddin, 19, tidak ikut dalam rombongan itu mengungkap kisah pilu yang dialami oleh keluarganya.

Disebutkan Abdul Rahman, saat itu ayahnya yang dipanggil ‘Abi’ bersama ibu dan keempat adik-adiknya dalam perjalanan mengantarkan ibunya yang mengajar di Sekolah Agama Kemedak di Segamat.

Bersamaan dengan itu, ayahnya juga memberangkatkan tiga kakak beradik Fatimatulzahrah, 17, Seri Khadijah Aqilah, 13, Rufaidatul Asyariyah, 10, ke Maahad Tahfiz al-Quran al-Muhammadi di Kundang Ulu, Bukit Gambir.

Pada hari kejadian, Abdul Rahman tidak bersama mereka karena ada urusan lain.

Beberapa saat kemudian, Abdul Rahman menerima telepon dari saudara perempuan sang ibu yang mengatakan bahwa keluarganya mengalami kecelakaan.

Sontak, Abdul Rahman terkejut mendengar kabar duka itu.

“Saya terdiam, apalagi saat mengetahui ibu saya, Abi dan empat saudara saya juga meninggalkan kami,” ujarnya.

Menurutnya, pada hari kejadian itu, dia sempat menerima pesan melalui WhatsApp dan foto dari keluarganya yang bertuliskan ‘kami akan kembali dulu’ pada pukul 15.08.

Katanya, itulah pesan terakhir yang diterimanya dan hingga ia mendapat kabar duka tentang keluarganya.

Diketahui, kedua orang taunya tinggal berjauhan karena suaminya bekerja sebagai Imam Masjid di Ladang Tareh Utara, Klang.

Sang ibu yang tinggal di Segamat mendapatkan jatah cuti kemudian berkunjung ke rumah suaminya.

“Ibu datang ke rumah Abi karena sedang libur sekolah dan seharusnya sudah kembali ke rumahnya di Segamat pada hari kejadian,” sambungnya.

Bersamaan dengan itu, Abdul Rahman juga mengungkap jika ayahnya juga mengantarkan tiga saudara kandungnya ke Maahad Tahfiz al-Quran al-Muhammadi di Kundang Ulu.

Namun takdir berkata lain, dalam perjalanan tersebut keluarganya tewas usai mobil yang mereka tumpangi terlibat kecelakaan dengan truk pasir.

Ia juga sempat mengenang prestasi adiknya, Fatimatulzahrah pernah dinobatkan sebagai salah satu sufi terbaik Mumtaz di pusat tahfiznya.

Wasiat Sang Ayah

Sementara itu, Abdul Rahman mengatakan, sebelum berangkat ke Segamat, ayahnya sempat berpesan kepada putra sulungnya itu agar banyak bersedekah sehingga mendapat keberkahan.

“Pesan Abi tentang sedekah membuka jalan dan doa makhluk untuk kita, pesan Abi selalu saya ingat sampai kapanpun,” ujarnya.

Kejadian ini sungguh tidak pernah terpikirkan oleh Abdul Rahman, apalagi mereka baru saja bertatap muka sebelum keluarganya berangkat.

“Kami baru saja bertatap muka sebelum mereka berangkat, tapi saya kehilangan anggota keluarga sekaligus. Tidak pernah terlintas dalam pikiran saya bahwa saya akan menjadi yatim piatu dalam semalam,” kata Abdur Rahman Amir Ruddin.

Anak Sulung Shalatkan 6 Anggota Keluarga

Satu keluarga yang mengalami musibah itu kemudian dishalatkan keesokan harinya, Sabtu (2/9/2023).

Sholat jenazah dipimpin langsung oleh Abdul Rahman Amir Ruddin, putra sulung Amir Ruddin Ismail, dan Norahimah Noor Muhamad.

Air mata menyambut kedatangan enam jenazah yang tiba di masjid dan disambut lebih dari 1.000 orang termasuk kerabat dan sahabat.

Suasana menjadi getir ketika Abdul Rahman tak kuasa menahan kesedihannya melihat jenazah anggota keluarganya dibawa satu per satu untuk dishalatkan.

Jenazah dibawa ke dalam masjid dan disalatkan dengan putra sulung sebagai imamnya.

Usai dishalatkan, Abdul Rahman kembali tak kuasa menahan air matanya, bahkan dalam beberapa video yang beredar di TikTok, ia tampak terbaring lemas di dalam masjid.

Jenazah keenam anggota keluarga tersebut kemudian dimakamkan satu liang di Taman Makam Islam Masjid Ubuddiah.

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *