Miskin Materi, Itu Karena Anies Tak Korup (Membungkam Sinisme Andy F. Noya)

Karena Anies Tak Korup
Anies baswedan
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Anies terlihat biasa-biasa saja yang tetap mengumbar senyum khasnya, begitu pula dengan Gus Imin. Tapi jawaban yang diberikan Anies atas konsep kaya-miskin, adalah penjelasan bahwa tak relevan jika disangkutkan dengan keikutsertaan warga negara dalam kontestasi kepemimpinan tingkat mana pun. Anies memberi solusi yang itu mampu mematahkan argumen yang dibangun selama ini, seolah kegiatan Pilkada/Pilpres, meski tersirat, hanya boleh diikuti mereka yang kaya. Jika boleh diperjelas, itu semacam dimaknai haram buat si miskin. Semestinya tidak demikian.

Jawaban Anies membuat kita tersadar, bahwa ada yang salah dalam menghadirkan kepemimpinan di tingkat mana pun, yang selama ini coba diterus-teruskan, yang akan memunculkan praktik korupsi. Menarik apa yang diungkap Anies itu, bahwa politik bukan kegiatan perdagangan yang membawa modal rupiah untuk mendapatkan rupiah. Jika model demikian diterus-teruskan, maka setelah menjabat si pejabat dituntut secepatnya bisa mengembalikan modal yang dikeluarkan.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Ungkap Anies selanjutnya, bahwa membangun perubahan sebagai gerakan, itu bukanlah hal sederhana. Ia sudah merasakan selama setahun berjalan, bagaimana masyarakat ikut menyumbang apa yang disebutnya sebagai gerakan perubahan, itu dengan caranya. Ada yang menyumbang dengan pikirannya, tenaganya, dengan uangnya, dan dengan cara-cara yang ia bisa ikut terlibat di dalamnya. Dipikul sama-sama, dan itu membuyarkan pikiran mereka kaum sinisme semacam Andy F. Noya, yang cuma berpikir paslon tidak ada modal materi tidak akan jalan. Seolah semua bisa digerakkan oleh materi, padahal soliditas massa pendukung itu jauh lebih dahsyat. Bukan berarti uang tidak diperlukan, tapi bukan segala-galanya.

Ada yang menarik, dan setidaknya membuat saya terkagum, saat Anies mengirim pesan pada khalayak, bukan dicukupkan sekadar menjawab pertanyaan nyinyir Andy F. Noya, bahwa kita berdua katanya–Anies dan Gus Imin–berada di pemerintahan, dan selama di pemerintahan, kami jalankan tata kelola pemerintahan dengan baik dan benar. Kami berada di pemerintahan bukan untuk mengumpulkan dana. Kami di pemerintahan untuk menggunakan kewenangan agar bisa menjalankan perintah konstitusi, agar bisa membuat perubahan pada masyarakat.

Tersirat dari apa yang disampaikan Anies itu sebagai sebuah perlawanan, dan itu menampik nyinyiran manusia cupet di luaran sana, agar jangan remehkan paslon termiskin ini, karena yang dibangunnya selama ini adalah jalan integritas, dan itu jalan lurus, jalan kejujuran. Narasi “Kami di pemerintahan bukan untuk mengumpulkan dana,” itu bisa bermakna dana yang didapat dari hasil yang tidak sepantasnya (korupsi), itulah yang dihindarinya, dan itulah integritas seorang Anies Baswedan, bersama pasangannya Gus Imin.

Menutup opini ini baik jika ucapan kerabat Anies tentangnya di atas patut diputar ulang-dicerna, _”Anies punya investasi besar, tentu bukan materi, tapi kaya dari namanya yang bisa dilihat dan dijual sebagai orang bersih”_. Soal ini tak ada yang bisa pungkiri, dan meski “miskin” ia lalu tak dilirik dalam kontestasi Pilpres 2024. Buktinya paslon AMIN justru yang pertama kali mendaftar resmi sebagai peserta dalam kontestasi Pilpres 2024.**

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *