Daftar Donatur Palestina
Hajinews.co.id – Makanan Jepang memiliki cita rasa umami. Selain itu, penggunaan jahe pada bumbu masakan Jepang juga sangat populer dan diapresiasi oleh masyarakat Jepang.
Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki pilihan makanan populer. Hidangannya bervariasi dan tampak lezat. Sebut saja sushi, ramen, udon dan lain-lain.
Masakan Jepang juga terkenal dengan penyajiannya yang segar, terutama sushi. Karena terbuat dari ikan mentah dan makanan laut, orang Jepang sering mengonsumsi acar jahe untuk menetralisir rasanya.
Pilihan kuliner Jepang lainnya juga banyak yang menambahkan jahe sebagai bumbunya. Sebut saja untuk merebus kaldu, bumbu isian gyoza, bumbu marinasi karaage, dan lainnya.
Dilansir dari Tomo Life (7/12), jahe banyak digunakan di Jepang untuk menghangatkan tubuh dan mencegah masuk angin, sesuai dengan gaya hidup on-katsu. Jahe juga dikenal memiliki sifat anti-aging dan zat antioksidannya tinggi.
Sebagian besar jahe di Jepang dipanen di Pulau Kyusu yang berlokasi di prefektur Kumamoto dan Miyazaki, ada juga yang berasal dari Pulau Shikoku prefektur Kochi, dan daerah lainnya.
Dalam bahasa Jepang, jahe dikenal dengan sebutan jinjaa dan shouga. Dua jenis jahe utama yang digunakan dalam makanan Jepang adalah gari shouga dan beni shouga.
Gari shouga adalah jahe yang kerap ditemui saat menikmati sushi. Jahe sushi diolah menjadi acar, berupa irisan tipis yang direndam garam, cuka, dan gula.
Sushi jahe memiliki rasa manis dan asam serta warna kuning atau merah muda pucat. Biasanya acar jahe ini dikonsumsi untuk menetralisir dan menyegarkan mulut setelah menikmati sushi.
Selain gari shouga, ada jahe yang dikenal dengan nama beni shouga. Jahe ini disajikan dengan irisan stik kecil berwarna merah muda. Biasanya disajikan sebagai topping okonomiyaki dan donburi.
Jenis jahe ini dibuat dengan cara merendamnya dalam larutan yang sama dengan umeboshi dan merupakan jenis tsukemono. Beni jahe adalah cara alami dan sehat untuk menambah warna dan rasa pada masakan.
1 Komentar