Kisah Abu Nawas: Saat Dia Mencium Telinga Ayahnya, Dia Langsung Merasakan Sesuatu Yang Luar Biasa

Abu Nawas Mencium Telinga Ayahnya
Abu Nawas Mencium Telinga Ayahnya
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.id – Abu Nawas berada di sisi ayahnya saat sekarat. Sang ayah adalah seorang qadi atau hakim istana. Semua orang tahu dan menghormati namanya.

Sang ayah pun mengajak Abu nawas berbicara empat mata. Kemudian Abu nawas datang dan melihat ayahnya sangat lemah.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Hai anakku, aku sudah hampir mati. Sekarang ciumlah telinga kanan dan telinga kiriku,” perintah ayahanda Abu Nawas, dilansir nu.or.id.

Abu Nawas segera menuruti permintaan sang ayah. Dia mencium telinga kanan ayahnya, ternyata beraroma harum. Sedangkan telinga kiri berbau sangat busuk.

“Bagaimana anakku? Sudah kau cium?” tanya sang ayah.

“Sudah, ayah,” jawab Abu Nawas.

“Ceritakan dengan sejujurnya aroma kedua telingaku ini,” perintah ayah Abu Nawas.

“Aduh, yah. Sungguh mengherankan. Telinga ayah yang sebelah kanan harum sekali, tapi yang sebelah kiri kok baunya amat busuk?” papar Abu Nawas.

“Hai anakku Abu Nawas, tahukah apa sebabnya bisa terjadi begitu?” tanya sang ayah.

“Wahai ayahku, cobalah ceritakan kepada anakmu ini,” ujar Abu Nawas.

“Pada suatu hari datang dua orang mengadukan masalahnya kepadaku. Yang seorang aku dengarkan keluhannya. Tapi yang seorang lagi karena aku tak suka maka tak kudengar pengaduannya. Inilah risiko menjadi qadi (penghulu),” ungkap ayahanda Abu Nawas.

“Bila kelak kau suka menjadi qadi, maka kau akan mengalami hal yang sama. Namun jika kau tidak suka menjadi qadi, maka buatlah alasan yang masuk akal agar kau tidak dipilih sebagai qadi oleh Baginda Raja. Tapi tak bisa tidak Raja pastilah tetap memilihmu sebagai qadi,” terangnya.

Itulah sebabnya Abu Nawas pura-pura menjadi gila. Hanya untuk menghindar agar tidak diangkat menjadi qadi. Seorang qadi atau hakim pada masa itu kedudukannya sangat tinggi yang bertugas memutuskan suatu perkara.

Walaupun tidak menjadi qadi, Abu Nawas sering diajak konsultasi oleh Raja untuk menyelesaikan suatu perkara. Bahkan, Abu Nawas kerap dipaksa datang ke istana untuk sekadar menjawab pertanyaan Raja yang aneh-aneh dan tidak masuk akal.

Wallahu a’lam.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *