UAH Kritisi Capres di Debat Perdana, Hal Ini Jadi Pusat Perhatian

UAH Kritisi Capres di Debat Perdana
Ustadz Adi Hidayat alias UAH
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.idUstadz Adi Hidayat alias UAH mengomentari debat capres perdana yang digelar kemarin, Rabu (13/12/2023).

Menurut UAH, dalam debat kemarin, para calon presiden tidak memaparkan esensi gagasan pembangunan negara ini, melainkan justru menimbulkan kesan yang saling menghancurkan.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Secara pribadi, UAH berpendapat bahwa menampilkan kemampuan retorika dalam lingkungan debat adalah sah dengan harapan mendapatkan keuntungan dan melemahkan lawan.

“Namun yang kita hadapi sedang mencari sosok pemimpin, sosok kepala negara, kepala pemerintahan yang tangguh, yang memiliki gagasan-gagasan positif yang memahami seluruh konteks permasalahan negeri ini,” kata dia dikutip dari Youtube Adi Hidayat Official.

Karena itu sebaiknya UAH mengusulkan pada debat selanjutnya, seluruh capres fokus pada penyampaian gagasan yang bisa didengar rakyat.

“Akan terpandang mulia, jika lebih banyak menyampakan gagasan-gagasan yang bisa didengar. Yang paling penting bukan siapa yang unggul siapa yang lemah, siapa yang naik, siapa yang turun, siapa yang terangkat siapa yang jatuh bukan itu yang kita inginkan,” kata UAH.

UAH berharap setiap calon presiden menyampaikan gagasan yang bisa didengar, argumentasi yang bisa didialogkan baik itu tentang pemerintahan, hukum dan HAM, demokrasi, kebijakan publik, tentang pengentasan korupsi.

Sejujurnya, kata UAH, pada debat capres pertama dirinya tidak mendapat satu esensi yang terstruktur dari mulai akar persoalan, cara mengentaskannya, solusi yang ditawarkan para capres seperti apa.

“Kita hanya mendapat sajian bahwa bagaimana satu dan lain saling menampilkan argumentasi baik itu menguatkan atau melemahkan atau juga saling mengangkat atau menurunkan terkait kasus-kasus tertentu yang sesungguhnya dalam tatanan substansial kita tidak menemukan esensinya,” jelas dia.

UAH memberi contoh tentang pemberantasan korupsi. Pada debat pertama kemarin, menurut UAH, belum ada sosok capres yang bisa menampilkan apa akar korupsi di Indonesia, sumbernya dari mana lalu uraiannya seperti apa lalu mengapa bisa mengakar di setiap lini kehidupan.

Menurut dia, para capres tidak menampilkan gagasan mengenai bagaimana memberantas korupsi dalam visi dan program kerja dalam 5 tahun ke depan atau dalam program 100 hari kerja .

“Sehingga hal-hal yang sangat esensial yang kita dapati bisa kita dengar sehingga setiap capres kita mendengar gagasannya bukan cara menjatuhkannya walau dalam debat sah-sah saja,” kata UAH.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *