Inilah Nikmat Pertama Yang Diambil Dari Pelaku Maksiat

Nikmat Pertama Yang Diambil Dari Pelaku Maksiat
Pelaku Maksiat
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.id — “Dan apabila dia berpaling, dia berjalan di muka bumi untuk membuat kerusakan di dalamnya dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kerusakan. Dan apabila dikatakan kepadanya: Bertakwalah kamu kepada Allah, kesombongannya menghantarkan dia kepada dosa. Maka baginya siksa yang cukup menderita, dan itu disebabkan oleh perbuatannya sendiri.” (QS. Al-Baqarah: 205)

Ayat ini menunjukkan bahwa nikmat rezeki, keberkahan, dan keamanan yang Allah berikan dapat dicabut dari pelaku maksiat yang tidak bertaubat dan terus melakukan perbuatan dosa.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Kesombongan dan penolakan untuk bertaqwa kepada Allah menjadi penyebab utama dicabutnya nikmat tersebut.

Selain itu, Rasulullah Muhammad SAW juga memberikan penjelasan dalam sebuah hadist:

“Sesungguhnya seorang hamba bisa tetap beribadah dengan baik dan memiliki akhlak yang baik, namun ia dapat merusak amal perbuatannya dengan lisannya. Demi Allah, seorang hamba tidak merasakan bau surga walau sejengkal, kemudian bau surga itu menyelubungi jarak yang jauh, dan akhirnya dia ditetapkan di surga. Sebaliknya, seorang hamba bisa tetap beribadah dengan buruk dan memiliki akhlak yang buruk, namun ia dapat merusak amal perbuatannya dengan lisannya. Demi Allah, seorang hamba tidak merasakan bau neraka walau sejengkal, kemudian bau neraka itu menyelubungi jarak yang jauh, dan akhirnya dia ditetapkan di neraka.” (H.R Ahmad)

Dai kondang kelahiran Ujung Pandang, Prof. Dr. Khalid Zeed Abdullah Basalamah mengatakan, ada nikmat yang dicabut atau diangkat oleh Allah bagi para pelaku maksiat.

“Nikmat yang paling pertama diangkat oleh Allah dari ahli maksiat adalah tidak bisanya dia berbuat ibadah. Itu nikmat pertama yang diangkat dari dia,” kata Dewan Penasihat Syariah sekolah Rahmatan Lil ‘Alamin Boarding School di Kabupaten Solok, Sumatera Barat itu dikutip dari unggahan akun Instagram @mudalebihbaik (6/1/2024).

KHB, akronim namanya menuturkan, di antara nikmat yang diangkat dari para pelaku maksiat, seperti emoh membaca Al Quran, salat, hingga sedekah.

“Gak mau baca Al Quran, gak mau salat, gak mau sedekah, gak mau hadir di majelis ilmu,” lanjutnya.

Ditekankan lulusan Universitas Islam Madinah itu, nikmat yang diangkat itu akibat dari dosa yang mereka lakukan.

“Itu awal nikmat yang diangkat Allah karena dosa yang dia lakukan, bahaya sekali,” ucapnya.

Tambah KHB, bahkan di antara para pelaku maksiat itu menyadari setiap dosa yang dilakukan, namun tidak mengingat Allah.

“Sampai seseorang di antara mereka berkata, aku mengetahui memiliki dosa, pada saat melihat perubahan pada istriku, tungganganku, bahkan tikus yang masuk ke dalam rumah, tidak langsung beristighfar kepada Allah,” tandasnya.

Kaum salaf, kata KHB, jika dia berjalan dan kakinya tersentuh batu, dia akan mengucapkan “Innalilahi wa inna ilaihi raji’un, astagfirullah waatuubuh ilaihi”.

“Langsung mereka mengucapkan kalimat istirja, menganggap ini musibah. Kok bisa kena gitu loh,” bebernya.

Diungkapkan KHB, terkadang ummat Islam tidak peka dengan hal-hal demikian. Meskipun diperhadapkan dengan berbagai peringatan oleh Allah.

“Kadang-kadang orang di antara kita tidak ngeh dengan ini, sudah ban mobilnya kempes, sudah ada masalah, jalan sedikit ditilang, apalah peringatan Allah, banyak sekali,” terangnya.

Bukannya beristighfar, dibeberkan KHB, para pelaku maksiat biasanya justru marah hingga mencaci maki orang-orang yang ada di sekitarnya.

“Tapi dia tidak ngeh, hak ada kalimat lisannya mengatakan astaghfirullah waatuubuh ilaihi. Malah marah-marah dan caci maki dengan orang. Menambah dosanya,” kuncinya.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *