Martin Luther Day dan Perjuangan Anies Baswedan untuk Keadilan Sosial

Martin Luther Day dan Perjuangan Anies Baswedan
Anies Baswedan
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh Shamsi Ali

Hajinews.co.id – Kemarin 15 Januari di kenal sebagai Martin Luther Day yang telah ditetapkan sebagai hari libur nasional di Amerika Serikat. Kemarin dikenang sebagai hari Istimewa karena perjuangan Martin Luther Jr., pejuang HAM dan kesetaraan sosial di Amerika dalam upaya mewujudkan kesetaraan sosial bagi seluruh manusia. Bagi bangsa Amerika, terkecuali yang berafiliasi White Supremacy seperti Donald Trump, hari ini menjadi sesuatu yang sangat penting bahkan mendasar.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Karenanya dalam seminggu ini saya sendiri telah diundang hadir dalam berbagai acara sebagai rangkaian Martin Luther Day. Presiden Queens Borough Rabu lalu mengadakan acara Interfaith Roundtable. Lalu Walikota Greatneck, sebuah kota ekslusif di Long Island New York mengadakan konferensi antar agama dan Komunitas. Di kedua acara tersebut saya diundang sebagai pembicara atau panelis.

Saya tidak bermaksud menuliskan sejarah Martin Luther. Tidak juga merincikan poin-poin saya di kedua acara itu. Tapi intinya jika kita mengikuti sejarah perjuangan Martin Luther, ada tiga hal mendasar yang beliau lakukan. Pertama, memperjuangkan untuk hadirnya keadilan dan kesetaraan (social and racial Justice) dalam masyarakat. Kedua, diperjuangkan dengan cara non violence (tanpa kekerasan). Ketiga, perjuangan itu terbangun di atas optimisme dan mimpi yang tinggi (I have a dream).

Perjuangan Anies dan Martin Luther Jr.

Saya tidak bermaksud menyamakan keduanya. Karena pastinya punya latar bekakang dan filosofi hidup yang berbeda. Juga keduanya memiliki konteks situasi perjuangan yang berbeda. Tetapi saya melihat keduanya memiliki semangat (spirit) yang sama. Yaitu memperjuangkan keadilan sosial melalui cara-cara yang damai dengan penuh harapan dan optimisme.

Jika kita mengikuti sepak terjang Anies Rasyid Baswedan lalu diselami langkah-langkah perjuangan Martin Luther Jr., akan didapati dengan jelas bahwa keduanya memiliki semangat juang yang tak tiada henti untuk mewujudkan keadilan sosial itu. Jika Martin Luther terinspirasi dengan phrase Konstitusi Amerika “Justice for all”, Anies didorong oleh semangat Pancasila “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

Selain memiliki semangat dan dorongan yang sama, keduanya juga memiliki karakter yang hampir sama. Keduanya mampu mengekspresikan ide/gagasan dalam rangkaian kata yang fasih (terstruktur dan jelas) dengan perjuangan yang tidak mengenal lelah. Tapi yang lebih penting keduanya memperjuangkan cita-cita keadilan itu melalui langkah-langkah “non violence” (tanpa kekerasan). Anies membuktikan bahkan tidak mempermasalahkan, apalagi membalas berbagai serangan, tuduhan, upaya asasinasi karakter, hinaan dan cacian.

Penting pula untuk digaris bawahi bahwa keduanya dalam perjuangan untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan untuk semua itu bersifat inklusif. Dalam sejarahnya Martin Luther juga tidak sedikit didukung oleh kalangan masyarakat non hitam, termasuk masyarakat berkulit putih bahkan kalangan Yahudi ketika itu. Demikian pula Anies, rekam jejaknya tidak akan bisa ditutupi bahwa perjuangannya untuk mewujudkan kesetaraan itu bersifat menyeluruh, menyentuh semua segmen masyarakat. Secara agama semua menikmati hasil usaha itu. Dan secara strata sosial ekonomi Anies menghadirkan motto: “membesarkan yang kecil tanpa mengecilkan yang besar”.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *