Catatan dari Debat Cawapres; Ajakan Taubat Ekologis Muhaimin

Ajakan Taubat Ekologis Muhaimin
Gus Muhaimin di debat cawapres
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh Shamsi Ali

Hajinews.co.id – Minggu pagi tgl 21 Januari New York City dilanda udara dingin yang cukup ekstrim. Tapi begitu bangun subuh saya justeru merasakan kehangatan karena dua hal.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Satu, karena pagi ini kita akan disuguhi acara penting di berbagai kanal TV maupun media lainnya. Acara debat keempat paslon Presiden-Wakil Presiden yang sedang bertarung untuk memenangkan hati rakyat Indonesia.

Dua, karena di pagi hari itu juga akan diadakan acara deklarasi dukungan kepada paslon Amin (Anies-Muhaimin) di pusat kota dunia, Time Square New York City.

Maka Setelah selesai Sholat subuh, dengan riang dan cekatan saya persiapkan laptop di ranjang agar bisa menonton debat itu sambil selimutan. Terasa godaan rasa malas dan kantuk itu kuat. Tapi demi cinta tanah air dan harapan untuk hadirnya perubahan yang lebih baik saya lawan dan harus kalahkan.

Tepat pukul 8:30 pagi waktu New York rangkaian acara debat pun dimulai. Sebagaimana sebelumnya dimulai dengan hening cipta yang disebut doa oleh ketua KPU. Sesuatu yang nampaknya akan menjadi tradisi nasional ke depan di Indonesia. Di mana acara-acara formal tidak lagi dibuka dengan doa seperti biasa. Hal ini mungkin karena doa yang tradisional (yang biasa) mulai dianggap terlalu kental religious dan kurang berkarakter nasionalis (?).

Sejujurnya saya akui bahwa debat kali ini cukup seru dan attraktif (menarik). Cawapres Muhaimin tampil mempesona menyampaikan isu-isu substantif dan sekali-sekali harus mengkounter upaya “teenage bullying” dari cawapres no. 2 yang nampaknya mencoba melaksanakan dengan penuh ketaatan arahan timnya.

Capres no. 3 tampil dengan baik. Walaupun pada berbagai kesempatan harus menghadapi “kenakalan remaja” yang terkadang menampakkan prilaku “childish” (kekanak-kanakan). Sang Professor pun harus kembali ke tabiat aslinya. Tidak mau dan tidak pantas merespon pernyataan (dalam bahasa Muhaimin) anak SD atau SMP. Bukankah memang panggung itu adalah panggung untuk membicarakan ide-ide tentang policy (kebijakan) bangsa dan negara?

Karena kelakuan kekanak-kanakan yang tidak substantif dari cawapres Gibran itu Gus Muhaimin beberapa kali menyampaikan jeb-jeb bahkan tamparan keras kepadanya. Ketika menyinggung tentang catatan Muhaimin misalnya, hal yang boleh saja dan tidak melanggar aturan dan etika debat. Muhaimin menampar balik dengan mengatakan “ini catatan biasa dan baik. Bukan catatan MK” (merujuk kepada keputusan MK yang melanggar etika berat.

Pada bagian lain yang saya yakin banyak yang memilki penilaian yang sama adalah ketika menyinggung botol minuman Muhaimin dari plastik. Sementara sang cawapres lain memakai gelas dari kaca. Muhaimin tidak menggubris karena sama sekali tidak relevan dengan substansi debat cawapres. Muhaimin membawa air botol hanya karena tidak ingin mubazir air yang memang dibawanya dari awal.

Namun ketika cawapres no. 2 menanyakan tentang nikel dan lithium dengan menyebut LFP (Lithium Ferro Phosphate), nampaknya ingin tampil keren dan nampak cerdik. Kenyataanya tidak saja Muhaimin menjawab secara substantif, juga menampar lagi dengan mengatakan: “ini bukan debat-debatan tentang istilah. Tapi meyangkut kebijakan negara ke depan”. Muhaimin menambahkan: “karenanya jangan menjadikan orang berpikir kalau ini perdebatan anak SD atau SMP, atau malah dicurigai berijasah palsu”.

Terus terang pernyataan terkahir Muhaimin itu tidak saja menusuk jantung Gibran. Bahkan kemungkinan sang ayah juga yang sedang menonton di ruang sana. Maklum masalah ijazah palsu ini telah lama di perdebatkan di ruang persidangan dan telah banyak menyita perhatian publik.

Intinya pada debat cawapres kali ini isu etika kembali menjadi salah satu isu utama. Baik pada tataran konsep bahwa semua kebijakan harusnya berdasar etika, termasuk proses pencalonan, hingga ke kebijakan lingkungan hidup. Tanpa menghiraukan etika semua akan bertendensi menghalalkan segala cara.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *