Ini 20 Sifat Mustahil bagi Allah, Arti dan Penjelasannya

Sifat Mustahil bagi Allah
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.idPenting bagi kita umat Islam untuk mengetahui sifat-sifat mustahil Allah Ta’ala yang luar biasa. Allah Ta’ala maha sempurna dan terpuji, Dia bebas dari segala keburukan. Memahami sifat-sifat Allah adalah ketundukan kita terhadap kebesaran-Nya.

Sifat-sifat Allah merupakan rukun keimanan pertama dan landasan yang harus dipahami oleh setiap muslim. Sifat-sifat Allah yang mustahil adalah sifat-sifat yang bertentangan dengan-Nya atau yang tidak dimiliki-Nya karena kekuasaan dan kebesaran-Nya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Ada 20 sifat yang mustahil bagi Allah menjadi kebalikan dengan sifat-sifat wajib Allah. Sebagai umat Islam yang taat, kami meyakini bahwa Allah tidak mempunyai sifat buruk kecuali sifat wajib.

Seorang muslim yang beriman kepada Allah mengakui bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, berdasarkan sifat wajib Allah Wahdaniyyah yang Maha Esa, tunggal dan tidak ada yang dapat menandingi-Nya. Namun kita perlu mengetahui sifat-sifat Allah yang mustahil, yaitu sifat-sifat yang tidak dapat dimiliki-Nya.

Menurut laman NU Online dan buku Pendidikan Agama Islam Kelas III Sekolah Dasar, sifat mustahil bagi Allah ialah sifat-sifat yang secara akal tidak mungkin dimiliki oleh-Nya. Selain sifat mustahil, ada sifat wajib dan sifat jaiz bagi Allah seperti yang diakui oleh kalangan Ahlussunnah wal Jama’ah.

Sifat-sifat mustahil Allah

1. Al-‘Adam.

Adam berarti tiada. Mustahil bagi Allah SWT memiliki sifat ini karena Dialah yang menciptakan alam semesta beserta seluruh isinya. Allah ialah yang Maha Suci dan Maha Tinggi.

Sifat mustahil bagi Allah SWT yang pertama adalah adam yang berarti tidak ada. Allah mustahil bersifat adam karena Allah tidak mungkin tidak ada. Segala hal yang ada di muka Bumi merupakan ciptaan Allah sehingga mustahil jika Allah tidak ada.

Hal ini juga dijelaskan dalam firman Allah dalam Al-Qur’an pada surah An-Nahl/16 ayat 3:

“خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ بِٱلْحَقِّ ۚ تَعَٰلَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ”

Khalaqas-samāwāti wal-arḍa bil-ḥaqq, ta’ālā ‘ammā yusyrikụn.

Artinya: Dia menciptakan langit dan bumi dengan kebenaran. Mahatinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan. (QS. An-Nahl: 3).

2. Al-Huduts.

Huduts berarti baru. Mustahil bagi Allah SWT untuk menjadi yang baru karena keberadaan-Nya ialah yang paling awal, sebelum diciptakan alam semesta ini oleh-Nya.

Allah sudah ada sebelum semua makhluk dan ciptaan-Nya ada. Sebaliknya, Allah bersifat terdahulu atau qidam.

Ayat yang menjelaskan bahwa Allah bersifat terdahulu terdapat dalam QS Al-Hadid ayat 3:

هُوَ ٱلْأَوَّلُ وَٱلْءَاخِرُ وَٱلظَّٰهِرُ وَٱلْبَاطِنُ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ

Huwal-awwalu wal-ākhiru waẓ-ẓāhiru wal-bāṭin, wa huwa bikulli syai`in ‘alīm.

Artinya: Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zahir dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-Hadid: 3).

3. Al-Fana.

Fana berarti binasa atau lenyap. Mustahil bagi Allah SWT untuk tidak kekal karena Dialah yang kekal. Allah memiliki kekuasaan untuk melenyapkan seluruh ciptaan-Nya.

Allah tidak mungkin memiliki sifat fana karena Allah kekal dan abadi, tidak memiliki permulaan, dan tidak ada akhir.

Firman Allah tentang sifat kekal-Nya tertuang dalam Surah Ar-Rahman ayat 27:

وَيَبْقَىٰ وَجْهُ رَبِّكَ ذُو ٱلْجَلَٰلِ وَٱلْإِكْرَامِ

Wa yabqā waj-hu rabbika żul-jalāli wal-ikrām.

Artinya: Tetapi Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan tetap kekal. (QS. Ar-Rahman: 27).

4. Al-Mumatsilatu lil Hawaditsi.

Mumatsilatu lil Hawaditsi berarti menyerupai atau sama seperti makhluk ciptaan-Nya. Mustahil bagi Allah SWT untuk menyerupai makhluk-Nya karena Dialah Maha Sempurna dan tidak ada yang menyerupai-Nya.

Mumassalatu lil Hawadits berarti Allah serupa dengan makhluk. Ini juga termasuk sebagai sifat mustahil bagi Allah SWT. Allah tidak mungkin serupa dengan makhluk-Nya, karena Allah berbeda dengan makhluk-Nya dalam zat, sifat, dan perbuatan-Nya. Tidak ada yang menyerupai Allah.

Hal ini sesuai dengan firman Allah pada surah Al-Ikhlas ayat 4:

وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌۢ

Wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad.

Artinya: Dan tidak ada sesuatu pun yang setara dengan Dia. (QS. Al-Ikhlas: 4).

5. Al-Ihtiyaj ila Ghairihi.

Ihtiyaj ila Ghairihi berarti membutuhkan yang lain. Mustahil bagi Allah SWT membutuhkan pertolongan atau bantuan dari yang lain. Allah ialah Yang Maha Menolong makhluk-Nya.

Sifat mustahil bagi Allah selanjutnya ialah Qiyamuhu Bighairihi yang berarti berdiri dengan yang lain atau membutuhkan orang lain. Allah tidak membutuhkan bantuan atau bergantung pada sesuatu pun. Dia Maha Sempurna dan Maha Mandiri.

Hal ini dijelaskan dalam firman Allah:

وَمَن جَٰهَدَ فَإِنَّمَا يُجَٰهِدُ لِنَفْسِهِۦٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَغَنِىٌّ عَنِ ٱلْعَٰلَمِينَ

Wa man jāhada fa innamā yujāhidu linafsih, innallāha laganiyyun ‘anil-‘ālamīn.

Artinya: Dan barang siapa berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu untuk dirinya sendiri. Sungguh, Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam. (QS. Al-Ankabut: 6).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *