Gus Yahya Bantah Keterangan Gus Nadir soal PBNU Dukung Prabowo-Gibran

Gus Yahya Bantah Keterangan Gus Nadir soal PBNU Dukung Prabowo-Gibran (foto istimewa)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.id — Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya membantah pernyataan cendikiawan NU Nadirsyah Hosen soal dugaan dukungan PBNU terhadap salah satu pasangan capres-cawapres pada pemilu 2024.

“Yang dikatakan Pak Nadirsyah itu saya kira prasangka saja, karena ndak ada kenyataannya, dan ndak ada bukti apapun bahwa itu terjadi,” kata Gus Yahya dalam keterangan resmi lama NU, Jumat (26/1/2024).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Dia menegaskan bahwa prasangka tidak bisa dijadikan pegangan.

“Saya kira itu prasangka saja. Prasangka itu tidak bisa jadi pegangan,” kata Gus Yahya.

Eks Anggota Wantimpres itu menegaskan, parameter NU jelas, baik secara lembaga, maupun secara keorganisasian.

“Yakni tidak terlibat di dalam kampanye atau dukung-mendukung capres-cawapres,” kata dia

Soal personal masing-masing pengurus, Gus Yanya mengatakan PBNU tidak bisa menghalanginya.

“Pribadi-pribadi kita tentu tidak berhak menghalangi. Siapa pun itu,” katanya.

Menurutnya, semua orang bisa membuat pernyataan pribadi dan pihak lain yang memiliki pernyataan berbeda juga tidak masalah.

“Walaupun ya, isinya mungkin mewakili aspirasi banyak warga NU, tapi pribadi ya pribadi, organisasi ya organisasi. Kita tidak mempersoalkan orang mendukung ini itu, silakan saja, tapi tidak melibatkan lembaga, tidak mengatasnmakan lembaga, dan tidak membawa bendera NU, tidak di kantor NU,” tegasnya.

Gus Yahya juga menyampaikan, pihaknya akan menerbitkan SK PBNU yang secara khusus dan rinci mengenai nama-nama pengurus yang harus nonaktif ataupun mengundurkan diri dari jabatannya karena terlibat dalam kepesertaan pemilu 2024.

“Kami sudah membuat rincian ada beberapa puluh orang dari berbagai tingkatan, mulai PBNU sampai ke ranting,” tandas Gus Yahya.

 

Pernyataan Gus Nadir

Sebelumnya, Cendekiawan Nahdlatul Ulama (NU) Nadirsyah Hosen atau Gus Nadir mengungkapkan struktural Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mendapat arahan untuk memberikan dukungan pada Capres-Cawapres nomornurut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Gus Nadir mengatakan, arahan itu disampaikan langsung oleh Ketua PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya dan Rais Aam PBNU KH. Miftachul Achyar di Hotel Bumi, Surabaya.

Pengurus yang dikumpulkan mulai dari Rais Syuriyah, Ketua Tanfdiziyah sampai ketua cabang dan wilayah. Meski tidak ada keputusan resmi yang dituangkan dalam surat berkop PBNU namun arahan itu jelas.

“Tapi yang dikumpulkan jelas pengurus, sehingga kemudian secara massif struktur itu diperintahkan untuk mendukung 02,” kata Gus Nadir dalam wawancara Program GASPOL! °yang tayang di YouTube Kompas.com, Sabtu (20/1/2024).

Gus Nadir juga menyebut, dalam forum itu KH. Miftachul Achyar menyampaikan permohonan agar para pengurus untuk sekali ini bersikap sam’an wathoo’atan (mendengar dan patuh).

Padahal, kata Gus Nadir, KH. Miftachul Achyar tidak pernah menyampaikan permohonan karena di lingkungan NU dengan kedudukan sebagai Rais Aam perintahnya pasti dipatuhi.

Tolong sekali ini saja sam’an wathoo’atan. Tolong jadi harus mendengar dan taat,” kata Gus Nadir mengutip permohonan KH. Miftachul Achyar.

Menurut mantan Ketua Pengurus Cabang Istimewa (PCI) NU Australia-Selandia Baru ini, langkah politik PBNU itu terjadi tidak terlepas dari kedekatan mereka dengan Presiden Joko Widodo yang saat ini dinilai mendukung Prabowo dan anak sulungnya nya Gibran.

Saat ini, kubu politik itu ragu bisa memenangkan pemilihan presiden (Pilpres) dalam satu putaran. Sementara, meskipun unggul suara mereka terhenti di angka 40 persen.

Sementara, di putaran kedua Prsbowo-Gibran mungkin malah jika pasangan Anies Baswedan-Mubaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD bersatu.

“Nah pada titik itu semuanya dikerahkan, termasuk PBNU. Ini satu perspektif, benar atau tidak saya tidak tahu,” tutur Gus Nadir.

Gus Nadir menyatakan, pihaknya mempermasalahkan hal ini bukan karena dukungan diberikan PBNU kepada Prabowo-Gibran.

Saat ini, kubu politik itu ragu bisa memenangkan pemilihan presiden (Pilpres) dalam satu putaran. Sementara, meskipun unggul suara mereka terhenti di angka 40 persen.

Sementara, di putaran kedua Prsbowo-Gibran mungkin malah jika pasangan Anies Baswedan-Mubaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD bersatu.

“Nah pada titik itu semuanya dikerahkan, termasuk PBNU. Ini satu perspektif, benar atau tidak saya tidak tahu,” tutur Gus Nadir.

Gus Nadir menyatakan, pihaknya mempermasalahkan hal ini bukan karena dukungan diberikan PBNU kepada Prabowo-Gibran.

Sumber

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *