Tak Ada Kata Golput untuk Orang Beriman

Tak Ada Kata Golput untuk Orang Beriman
ilustrasi: Golput
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Tri Budi Prastyo

Hajinews.co.id – PEMILIHAN di TPS adalah hak. Pertanyaan saya adalah, bagaimana sikap agama terhadap golput? Bagaimana pandangan Islam terkait hal itu? Dalam demokrasi, pemilihan umum, dengan semua tahapannya adalah cara untuk menjaga pemerintahan tetap bertahan utuh di terima oleh Masyarakat dalam segala kebijakannya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Suara masyarakat diperlukan untuk memilih pemimpin yang akan menjalankan pemerintahan konstitusional yang sah.

Keberhasilan pemilu bukan banyaknya orang hadir dalam kampanye, tetapi banyaknya suara pada pemilu 14 Februari 2024. Secara konstitusional, masyarakat memiliki hak untuk hadir di TPS untuk mencoblos kertas suara. Tidak ada hukum positif yang menetapkan sanksi bagi mereka yang tidak hadir di TPS.

Namun, kita harus mempertimbangkan bahwa undangan KPU untuk hadir di TPS merupakan keharusan darurat untuk menjaga pemerintahan yang sah, meskipun tidak ada sanksi secara konstitusional.

(Lihat Tuhfatul Murid ala Jauharatit Tauhid karya Syekh M Ibrahim Al-Baijuri, [Indonesia, Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah: tanpa catatan tahun], halaman 118).

“Wajib menegakkan pemerintahan yang adil” berarti bahwa umat harus menegakkan pemerintahan yang adil dalam situasi di mana tidak ada undang-undang dari Allah atau rasul-Nya yang tertentu dan tidak ada penunjukan pengganti untuk pemerintahan sebelumnya. Tidak ada perbedaan antara kewajiban menegakkan pemerintahan dalam situasi stabil-kondusif-normal sebagaimana pandangan Mazhab Ahlussunnah dan mayoritas ulama Muktazilah.”

Syekh M Ibrahim Al-Baijuri jelas mengatakan bahwa umat Islam harus memastikan kepemimpinan tetap ada di masyarakat. Kewajiban ini bersifat syari, bukan aqli. Artinya, penegakan pemerintahan merupakan kewajiban bagi Ahlussunnah wal Jamaah sesuai dengan perintah syariat. “Pahamilah hal demikian,” kata Syekh M Ibrahim Al-Baijuri dalam bukunya Tuhfatul Murid ala Jauharatit Tauhid, [Indonesia, Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah: tanpa catatan tahun], halaman 118.

Oleh karena itu, kita harus hadir di TPS untuk memastikan pemerintahan yang sah bertahan. Dengan kata lain, sikap golput bertentangan dengan keyakinan Islam tentang perlunya pemerintahan yang sah untuk mempertahankan keutuhan NKRI.

Pada suatu kisah ketika seorang raja ingin menguji kesadaran rakyatnya. Raja memerintahkan agar pada suatu malam semua orang membawa sesendok madu untuk dituangkan dalam sebuah bejana yang telah disediakan di puncak bukit di tengah kota.

Seluruh warga kota pun memahami benar perintah tersebut dan menyatakan kesediaan melaksanakan nya.

Tetapi dalam pikiran salah seorang rakyat, bernama Fulan terlintas suatu cara untuk mengelak, “Aku akan membawa sesendok penuh, tetapi bukan madu. Aku akan membawa air dan kegelapan malam akan melindungi dari pandangan mata seseorang. Sesendok air pun tidak akan memengaruhi bejana yang kelak akan diisi madu oleh seluruh warga kota.”

Tibalah waktu yang telah ditetapkan. Apa yang kemudian terjadi? Seluruh bejana ternyata penuh dengan air.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *