Politik Belah Bambu Prabowo Membenturkan Patron Politik Sukarelawan Jokowi

Politik Belah Bambu Prabowo
Foto: Prabowo dan jokowi bersalaman/ist
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Nazar EL Mahfudzi – Direktur Pusat Studi Islam dan Demokrasi 

Hajinews.co.id Politik Belah Bambu Prabowo Membenturkan Patron Politik Sukarelawan Jokowi

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Kekuasaan, dalam hal ini Kubu Prabowo Subianto yang didukung Presiden Jokowi terkesan memainkan politik yang dikenal dengan istilah ‘Belah Bambu’ pada Pemilu 2024.

Politik belah bambu kemungkinan digunakan saat kubu Prabowo gagal menggandeng Ganjar Pranowo sebagai kandidat wakil presiden.

Prabowo akhirnya berpasangan dengan putra Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.

Sementara Ganjar Pranowo maju sebagai kandidat presiden berpasangan dengan Mahfud MD dengan diusung PDI Perjuangan.

Akhirnya dipilihlah politik Belah Bambu, membenturkan para sukarelawan yang selama ini mendukung Presiden Jokowi.

Prabowo sendiri telah mendapatkan jabatan strategis dalam Pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk memenangkan kontestasi Pilpres 2024.

Belah bambu adalah istilah politik, berebut kekuasaan karena faktor jabatan.

Sukarelawan Jokowi yang selama terpadu dan menyatu dibelah. Satu bagian diangkat ke atas, sementara bagian lainnya diinjak ke bawah.

Tujuan memecah belah sukarelawan Jokowi untuk menghancurkan patron politik Jokowi dan PDIP yang cukup solid dalam dua periode di bawah kepemimpinan Megawati Soekarnoputri.

Dijadikanlah Gibran Raka Buming sebagai figur untuk memperdaya antar-sukarelawan Jokowi sebagai asumsi untuk meneruskan kinerja Presiden Joko Widodo untuk mempertahankan kekuasaan.

Praktiknya, dalam teori politik belah bambu, patron politik Jokowi yang menentang kekuasaan diinjak, ditekan dan selanjutnya jika perlu dihancurkan sampai habis.

Sementara sebagian kelompok lain, terutama yang mendukung kekuasaan, diangkat, diberi fasilitas dan diistimewakan kehidupannya di masyarakat.

Sejarahnya, politik belah bambu biasa dilakukan di masa penjajahan Jepang dan Belanda hingga masa Orde Baru.

Politik Belah Bambu dipraktikkan untuk melanggengkan kekuasaan Soeharto dengan melakukan fusi berbagai parpol diperbolehkan hanya tiga, PDI, Golkar dan PPP.

Sumber: jpnn

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *