Israel Terguncang, Seorang Rabi Yahudi Serukan Umatnya Tinggalkan Negaranya

Rabi Yahudi Serukan Umatnya Tinggalkan Negaranya
Yitzhak Yosef
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.idSetelah seorang rabi Yahudi menyerukan seluruh pengikutnya untuk meninggalkan wilayah Israel, terjadi guncangan di negara Israel.

Ancaman rabi Yahudi Yitzhak Yosef ini merupakan respons terhadap sikap Israel yang terus menerus memaksa warganya untuk wajib militer.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Konflik Israel-Palestina belum mereda meski serangan militer Israel terus berlanjut.

Akibat serangan tersebut, Israel kehilangan sebagian tentaranya, dan pemerintah setempat terpaksa memberlakukan wajib militer.

Sayangnya, kebijakan ajakan tersebut ditolak oleh warga Israel.

Baru-baru ini, pemimpin Yahudi Ortodoks, Rabi Yitzhak Yosef, menyerukan kepada komunitasnya, yang mayoritas merupakan komunitas Yahudi Haredi, untuk melakukan eksodus massal atau beremigrasi ke luar negeri jika pemerintah Israel memaksa mereka untuk wajib militer.

Pernyataan tersebut menuai kontroversi di saat IDF, pasukan pertahanan Israel, mengalami krisis tentara seiring perang yang berkecamuk di Gaza dan utara Israel.

Sejak 7 Oktober 2023 hingga saat ini, IDF melancarkan serangan untuk menghancurkan kekuatan militer Hamas di Gaza.

Sementara di utara Israel yang berbatasan dengan Lebanon Selatan, IDF menghadapi tekanan dari Hizbullah.

Rabi Yitzhak Yosef berpendapat bahwa Yeshiva, lembaga pendidikan Yahudi, adalah yang selama ini menopang dunia.

“Negara ada berdasarkan pembelajaran Taurat, dan tanpa Taurat, tentara tidak akan berhasil,” serunya dalam pelajaran sebuah kelas di Yerusalem, seperti dikutip Jerusalem Post.

“Jika mereka memaksa kami untuk bergabung dengan tentara, kami semua akan pindah ke luar negeri,” demikian ancamannya.

Pernyataan Yitzhak Yosef tentu saja bisa memicu eksodus besar-besaran sehingga dapat mengguncang fondasi negara Israel mengingat komunitas Haredim merupakan salah satu yang terbesar di negara Yahudi tersebut.

Dia mengingat kembali pencapaian militer pada 7 Oktober, menghubungkannya dengan perlindungan ilahi yang diberikan melalui pembelajaran Taurat, bukan hanya karena kecakapan militer.

“Apa yang akan kita lakukan tanpa Yeshivas? Merekalah yang menopang dunia. Tidak ada yang mengatakan kepada saya bahwa ini semua berkat pilot, pemboman, atau pesawat,” terangnya menyoroti anggapan rendahnya penghargaan atas kontribusi spiritual terhadap keamanan nasional.

Tak hanya menyampaikan kritik, ia juga menebar ancaman tindakan kolektif

“Kami akan membeli tiket; tidak ada yang memaksa kami masuk militer. Negara mendukung hal ini,” tegasnya.

Komentar Yosef merupakan topik lama yang menjadi perdebatan di kalangan masyarakat Israel.

Diketahui, komunitas Yahudi Haredim berjumlah 13,5 persen dari 9,45 juta orang total populasi Israel saat ini.

Secara tradisional mereka menikmati pengecualian penuh dari wajib milter.

Pengecualian itu sudah diatur secara khusus sejak lama oleh Davin Ben Gurion, Perdana Menteri pertama sekaligus salah satu pendiri negara Israel.

Rabi Yitzhak Yosef dikritik habis-habisan

Pernyataan Yosef ditanggapi dengan kritik keras. Salah satunya datang dari Partai Religius Zionis.

Dalam sebuah postingan di X (sebelumnya Twitter) mereka mengatakan, “wajib militer menjadi tentara adalah sebuah mitzvah (semacam perintah Tuhan) yang hebat! Setelah dua ribu tahun pengasingan.”

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *