Mahmoud Ahmadinejad, Tokoh Populis Iran Yang Menakuti Israel, Menggantikan Ebrahim Raisi

Mahmoud Ahmadinejad
Mahmoud Ahmadinejad
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.idNegara Israel membantah terlibat dalam kematian Ebrahim Raisi, Presiden Republik Iran, setelah helikopter yang ditumpanginya dan rekan-rekannya jatuh pada Minggu malam (19 Mei 2024).

“Israel tidak ada hubungannya dengan kematian presiden Iran,”. Kutipan Reuters, seorang pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Itu bukan kami,” kata pejabat Israel itu, dikutip Senin (20/5/2024).

Di Yerusalem, surat kabar Yedioth Ahronoth melaporkan, para pejabat Israel menahan diri untuk tidak mengomentari secara resmi laporan terkait jatuhnya helikopter presiden Iran.

“Namun mereka menjelaskan bahwa penjajah tidak memiliki hubungan atau keterlibatan dalam kasus tersebut,” tulis laporan tersebut.

Surat kabar tersebut mengindikasikan bahwa para pejabat senior Israel memperkirakan bahwa kematian Raisi tidak akan berdampak apa pun terhadap pendudukan.

Hebrew Channel 13 juga melaporkan pada Minggu malam, mengutip para pejabat, bahwa Tel Aviv tidak ada hubungannya dengan kecelakaan yang melibatkan helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi, dan menekankan: “Israel menyangkal ada hubungannya dengan kecelakaan itu.”

Menurut pejabat itu, satu-satunya potensi masalah adalah siapa yang akan menjadi suksesor Presiden Iran.

Salah satu kemungkinannya adalah kembalinya Mahmoud Ahmadinejad, yang merupakan Presiden keenam Iran, serta dianggap musuh berbahaya Israel.

Hubungan Iran dan Israel memang terus memburuk, khususnya setelah serangan yang dilakukan negara Zionis itu ke Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Biografi Mahmoud Ahmadinejad

Di antara para tokoh yang pernah maupun sedang menjabat sebagai presiden atau pemimpin negara, Mahmoud Ahmadinejad dikenal sebagai salah satu yang paling merakyat.

Ahmadinejad kerap digambarkan dalam gaya hidupnya yang sangat sederhana, bahkan pernah diberitakan mengenakan jas yang sobek.

Mahmoud Ahmadinejad lahir dengan nama Mahmoud Saborjhian pada 28 Oktober 1956 di desa Aradan, dekat Garmsar, Iran.

Dia adalah anak keempat dari tujuh bersaudara. Ayahnya, Ahmad Saborjhian, adalah seorang pandai besi.

Saat keluarganya pindah dari Aradan ke Teheran pada 1957, Ahmad mengganti nama keluarganya menjadi Ahmadinejad.

Ahmadinejad menghabiskan masa kecil dan remajanya di Teheran, kemudian melanjutkan pendidikan tingginya mempelajari teknik sipil di Universitas Sains dan Teknologi Iran (IUST) pada 1976.

Sebagai mahasiswa, Ahmadinejad termasuk pemuda yang aktif berorganisasi.

Dia bahkan menjadi salah satu penggerak aksi demonstrasi selama berlangsungnya Revolusi Iran pada 1978-1979.

Ahmadinejad juga bergabung dengan kelompok milisi bentukan Ayatollah Ruhollah Khomeini, Korps Garda Revolusi Islam Iran. Dia bahkan turut dalam Perang Irak Iran (1980-1988).

Setelah menyelesaikan masa tugasnya di kelompok milisi, pada 1986, Ahmadinejad melanjutkan pendidikan di IUST dan meraih gelar doktor untuk teknik dan perencanaan transportasi.

Pada 1989, dia bergabung dengan IUST dan menjadi salah satu pengajar di kampus tersebut.

Terjun ke Politik

Ahmadinejad mulai mengabdi di pemerintahan setelah dia ditunjuk sebagai gubernur di kota Maku dan Khoy, di Provinsi Azerbaijan Barat.

Pada 1993, dia dipercaya menjadi penasihat di kementerian kebudayaan dan pendidikan tinggi.

Ahmadinejad kemudian ditunjuk menjadi gubernur untuk Provinsi Ardabil, yang baru dibentuk.

Dia menjabat hingga 1997 dan setelahnya kembali menjadi pengajar di IUST.

Ahmadinejad membantu berdirinya partai Pengembang Islam Iran yang mengedepankan agenda populis dan ingin menyatukan faksi konservatif.

Partai itu memenangkan pemilihan dewan kota di Teheran pada Februari 2003.

Selanjutnya pada bulan Mei, dewan kota menunjuk Ahmadinejad untuk melayani sebagai wali kota.

Selama menjabat sebagai wali kota Teheran, Ahmadinejad dipuji karena dianggap telah berhasil mengatasi masalah lalu lintas dan menekan harga.

Berkat karisma dan keterampilan berpolitiknya, Ahmadinejad dengan cepat meraih banyak dukungan.

Sejumlah kebijakan yang diambilnya saat menjadi wali kota di antaranya menutup restoran cepat saji ala Barat dan menutup papan reklame dengan referensi Barat.

Dia juga menganjurkan pemisahan lift untuk laki-laki dan perempuan, serta mengubah fungsi pusat budaya sebagai aula salat selama Ramadhan.

Selain itu, dia memerintahkan para pria pegawai pemerintahan kota untuk memelihara jenggot dan mengenakan kemeja lengan panjang.

Menjadi Presiden Iran

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *