Tanggapan Nabi SAW Ketika Seorang Sahabat Gemar Membaca Surat Al-Ikhlas

Gemar Membaca Surat Al-Ikhlas
Membaca Surat Al-Ikhlas
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.idDalam sebuah hadis riwayat Abu Said al-Khudri menceritakan tentang sebuah surat dalam Al-Qur’an yang selalu dibaca sahabat dan kemudian didengar oleh seorang pria.

عن أبي سعيد الخدري أن رجلا سمع رجلا يقرأ: قل هو الله أحد يرددها، فلما أصبح جاء إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم فذكر ذلك له، وكأن الرجل يَتَقالُّها، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: «والذي نفسي بيده إنها لتعدل ثلث القرآن

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Diriwayatkan dari Abu Said Al Khudri RA, bahwa ada seorang lelaki yang mendengar temannya membaca ‘Qul huwallahu ahad’ (Surat Al Ikhlas), dengan mengulang-ulangnya. Pagi harinya, lelaki tersebut melaporkan kepada Rasulullah SAW dengan nada yang meremehkan. Kemudian Nabi SAW bersabda, ‘Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, Surat tersebut (Al-Ikhlas) itu setara sepertiga Alquran.” (HR Bukhari)

Hadits itu menunjukkan tingginya kedudukan Surat Al-Ikhlas meski memiliki sedikit ayat. Surat ini memiliki posisi yang besar di dalam Alquran.

Mengapa demikian? Karena Surat Al-Ikhlas mengandung tiga jenis tauhid, yaitu Tauhid Uluhiyah tentang keyakinan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Kedua, Tauhid Rububiyah bahwa tidak ada yang menciptakan, mengurus dan mengatur alam semesta ini selain Allah SWT.

Ketiga, Tauhid Ubudiyah, yaitu tidak ada yang berhak mendapatkan pengabdian selain Allah SWT. Sehingga, teranglah bahwa surat Al-Ikhlas setara dengan membaca sepertiga Alquran.

Mubaligh Mesir, Syekh Dr Ishom al-Ruby menjelaskan, Allahusshomad yang artinya ‘Allah SWT tempat meminta segala sesuatu’, bermakna bahwa Allah SWT adalah Tuhan yang sempurna yang tidak bergantung pada siapa pun.

Manusialah yang membutuhkan Dia. “Setiap manusia membutuhkan Dia, tetapi Dia tidak membutuhkan siapapun,” ujarnya.

Kata ‘ashshomad’ pada ayat tersebut mengandung makna bahwa Allah SWT tidak bergantung pada siapapun atau bahkan semua manusia. Meski semua manusia membutuhkan Allah, tetapi Dia tidak membutuhkan siapapun. Manusia itu fakir, miskin, lemah, hina. Tidak punya daya kekuatan. Dan Allah SWT adalah sandaran para hamba-Nya.

Cukuplah ayat tersebut untuk menyadarkan manusia bahwa mereka itu lemah dan tidak berdaya. Sebab, mereka membutuhkan Allah SWT untuk bisa berdaya, dan memohon kepada-Nya agar permintaan mereka terkabul.

Kata ashshomad berarti dituju. Mayoritas pakar bahasa dan tafsir memahami arti ashshomad bahwa Allah adalah Dzat yang kepada-Nya mengarah semua harapan makhluk. Dia yang didambakan dalam pemenuhan kebutuhan makhluk serta penanggulangan kesulitan mereka.

Pada ayat kedua ini, kata Allah diulang sekali lagi. Ini menandakan, siapa yang tidak memiliki sifat ash-shamadiyah atau dengan kata lain tidak menjadi tumpuan atau sadaran secara penuh, maka tidak wajar dipertuhankan.

Disebutkan pula dalam riwayat hadits, bahwa Rasulullah SAW mendengar salah seorang sahabatnya berdoa dengan mengucapkan:

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنِّي أَشْهَدُ أَنَّكَ أَنْتَ اللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ الأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِي لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ

‘Allahumma inni as-aluka bi anni asyhadu annaka antallahu laa ilaha illa antal ahadus shomadullazi lam yalid wa lam yulad wa lam yakullahu kufuwan ahadun.’

Rasulullah SAW kemudian berkata, “Kamu telah memohon kepada Allah dengan nama (agung) yang mana Dia akan memberikan karunia-Nya bila diminta dengan nama tersebut, dan Dia akan mengabulkan seseorang yang berdoa memanggil-Nya dengan nama tersebut.” (HR Tirmizi, Abu Dawud, Nasa’i dan Ibnu Majah)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar