Nestapa PPP, Jatuh Tertimpa Tangga

Nestapa PPP
PPP/disway
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.id – Pepatah ‘jatuh tertimpa tangga’ nampaknya pas untuk menggambarkan potret PPP belakangan ini. Betapa tidak, partai yang konsisten mendukung pasangan calon presiden (capres) Ganjar-Mahfud itu akhirnya mau tak mau harus mengakui kemenangan capres nomor dua, Prabowo-Gibran. Apalagi Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah mengumumkan hasil Pemilu 2024, Rabu (20/3/2024) lalu.

Kekalahan pelik Ganjar-Mahfud memang tak mutlak menjadi kekalahan PPP. Apalagi baik Ganjar maupun Mahfud bukanlah kader asal partainya. Pasangan dengan nomor urut tiga itu sejatinya diusung oleh PDIP tapi juga didukung PPP, Perindo serta Partai Hanura.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Usai Pilpres, perolehan suara Ganjar-Mahfud sebagaimana dirilis KPU yakni sebesar 27.050.878 suara atau 16,47% dari suara sah. Perolehan itu tentu lebih kecil jika dibanding perolehan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) yang memperoleh suara 40.971.906 atau 24,95% dari suara sah. Atau bahkan jauh lebih kecil dari perolehan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming yang memperoleh 96.214.691 suara atau 58,59%.

Kini, kubu paslon tiga yang di dalamnya meliputi PPP, sedang berikhtiar mengajukan gugatan atas alasan kecurangan dan anomali lainnya. Pun dengan paslon satu, kubu AMIN, mengajukan gugatan yang sama. Meski begitu KPU sesuai jadwal yang ditetapkan telah mengumumkan perolehan Pemilu 2024. Memang diberikan tenggat waktu untuk pengajuan gugatan, tapi rasa-rasanya anggapan menang gugatan pun tipis.

Gagal ambang batas

Urusan gugat-menggugat dari koalisi Ganjar-Mahfud pun terus berjalan. Namun PPP rupanya punya PR yang tak kalah pelik. Berdasarkan rekapitulasi akhir suara nasional, partai berlambang Ka’bah itu rupanya hanya mampu meraih 5.878.777 suara, atau hanya 3,87%. Artinya, PPP terancam gagal mengantarkan para kader dan calon legislatif (caleg) terbaiknya masuk Senayan. Sebab, perolehan 3,87% suara dipastikan tak memenuhi syarat ambang batas parlemen (Parliamentary Threshold/ PT) sebesar 4%.

Lagi-lagi, partai yang dinahkodai Plt Mardiono itu dihantam problem serius terkait ambang batas. Sungguh, ‘Dewi Fortuna’ dalam pemilu kali ini benar-benar tak memihak PPP. Tak ada kabar baik bagi partai kawakan yang sejatinya telah sangat teruji itu. Padahal, PPP yang telah lahir sejak di era Orde Baru, dimana Presiden Soeharto menancapkan pengaruh dan kekuasaannya harusnya mampu meraih dukungan luar biasa.

PPP lahir dari rahim partai-partai Islam seperti Partai Muslimin Indonesia (Parmusi), Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII), Partai Islam Perti dan Partai NU. Atas dasar fusi parpol yang bertujuan menyederhanakan partai politik, PPP kemudian dibentuk dan dilahirkan pada 5 Januari 1973. Hampir setengah abad PPP survive, tapi baru kali ini PPP ‘nyungsep’. Tapi perlu dicermati, tren terus merosotnya perolehan suara PPP sesungguhnya sejak Pemilu 1999 lalu.

Dalam gelaran Pemilu 1999, PPP memperoleh 11.329.905 suara (10, 71%) dan menempatkan 58 wakilnya di Senayan. Lalu pada Pemilu 2004, perolehan PPP menurun menjadi 9.248.764 (8,15 persen) namun partai itu tetap bisa mempertahankan 58 kursi parlemen. Tren suara menurun juga terjadi pada Pemilu 2009, yakni 5,54 juta suara (5,33%). Meski begitu, PPP masih bisa mengamankan 38 kursi DPR.

Pada Pemilu 2014, PPP memang tak mengalami penurunan suara. Partai dengan bendera dominasi warna hijau tua itu mampu meraih 8,12 juta suara (6,53%). Sayangnya, kenaikan itu tak diikuti kenaikan wakilnya di Senayan secara signifikan. PPP hanya mampu mendapatkan 39 kursi.

Dalam gelaran pesta demokrasi berikutnya (Pemilu 2019) perolehan suara PPP juga kembali anjlok, yakni sebesar 6,3 juta suara (4,53%). Pada Pemilu 2019, hanya mampu menyelamatkan 19 kursi DPR. Dan pada Pemilu 2024 kali ini, alih-alih merebut kursi DPR, PPP bahkan hanya meraih 5.878.777 suara (3,87%), yang artinya tak lolos memenuhi ambang batas.

Salah Manuver?

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *