Keras! Rocky Gerung: Selamat Tinggal Demokrasi, Selamat Datang Rezim Dinasti Jokowi

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.id — Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) baru-baru ini telah menjadi sorotan tajam Rocky Gerung.

Pengamat politik Rocky Gerung mengungkapkan kekhawatiran atas arah demokrasi di Indonesia setelah putusan tersebut.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Meskipun telah diputuskan, Menurut Rocky Gerung tiga hakim di MK tampaknya memiliki pandangan yang berbeda, menimbulkan polemik di kalangan masyarakat.

Menurut Rocky Gerung mengutarakan keraguan terhadap keabsahan hasil Pemilu dan menyoroti kelemahan dalam sistem politik.

Dikutip dari youtube pribadinya, Rocky Gerung menjelaskan “Jadi dari awal Ini mengandung cacat bawaan yaitu memulai mengendalilkan sesuatu yang bermasalah.”

“Sebetulnya kita mulai dari akar yang buruk akar yang busuk, Walaupun upaya untuk membersihkan kembali hasil mahkamah konstitusi masih bisa dibawa ke Parlemen dan itu melalui hak angket misalnya,” tambahnya.

Menurutnya terdapat kritik terhadap proses pemilihan umum (Pemilu) yang dianggap tidak adil dan berpotensi curang.

Secara implisit, MK juga disorot sebagai instrumen kekuasaan rezim saat ini.

Meskipun diharapkan untuk mewakili keadilan, tiga hakim di MK dinilai lebih memilih mengikuti kebijakan politik daripada mengambil keputusan berdasarkan hati nurani.

Rocky Gerung mengatakan “Kalau kita lihat sebetulnya itu tiga disenting itu ajaib itu betul-betul Absolut.”

“Jadi sebetulnya kalau kita baca dari jalan pikiran keadilan tiga orang mengatakan bahwa Pemilu itu curang itu artinya memang pemilunya curang,” tambahnya.

Pertanyaan besar pun muncul mengenai potensi perlawanan dari masyarakat sipil dan partai politik terhadap keputusan MK.

Selain itu, dikhawatirkan bahwa pragmatisme politik dan pembusukan institusi akan semakin merajalela di masa mendatang.

“Itu yang kita maksud bahwa akan ada pembusukan di dalam institusi dan akan ada pragmatisme di dalam partai-partai politik jadi pragmatisme yang mempercepat pembusuhkan,” ucapnya.

Ini menjadi penanda pentingnya kembali merefleksikan nilai-nilai demokrasi di Indonesia.

Rocky Gerung menekankan “Ya memang bangsa ini memang dikutuk untuk menanggung malunya sendiri kan dan sebetulnya itu yang akan dinilai oleh masyarakat internasional.”

Putusan MK tidak hanya menandakan pergeseran politik, tetapi juga menggugah kesadaran akan pentingnya melindungi dan memperjuangkan demokrasi yang sesungguhnya.

“Karena nanti tetap ada dua matahari itu bagaimanapun Prabowo tidak mungkin secara maksimal karena ada Gibran yang masih dikendalikan oleh Jokowi demikian juga Jokowi tidak mungkin jadi maksimal karena ada Prabowo yang punya kepentingan khusus dengan gerinda yang harus dibesarkan,” tutupnya.

Sumber

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

0 Komentar