Apa Benar Kemerdekaan Palestina Merupakan Tanda Kiamat? Berikut Penjelasannya

Kemerdekaan Palestina Merupakan Tanda Kiamat
Kemerdekaan Palestina Merupakan Tanda Kiamat
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.idDalam beberapa bulan terakhir, serangan Israel terhadap Palestina terus berlanjut, baik melalui darat maupun udara. Akibatnya, ribuan warga Palestina tewas dan puluhan ribu lainnya luka-luka.

Gara-gara kejadian ini, banyak pihak yang mengecam tindakan Israel. Israel diharapkan berhenti menyerang Palestina dan memberikan hak kemerdekaan kepada Palestina.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Meski begitu, ada yang meyakini kalau Palestina merdeka suatu saat nanti, hal itu menjadi pertanda datangnya kiamat. Benarkah seperti itu? Simak penjelasannya dalam artikel ini.

Benarkah Palestina Merdeka Akan Terjadi Kiamat?

Sebagian masyarakat menganggap jika Palestina merdeka, maka dunia dan seisinya akan berakhir atau dengan kata lain terjadi kiamat. Anggapan ini muncul karena masyarakat berpikir kalau Palestina merdeka, pada akhirnya bisa merebut kembali Baitul Maqdis.

Mengutip laman Muhammadiyah, Baitul Maqdis adalah sebuah kota suci yang berada di Timur Tengah, tepatnya di Palestina/Yerusalem. Ada sebuah hadits yang menjelaskan ketika khilafah sudah tiba di Baitul Maqdis, maka saat itu akan terjadi gempa bumi, bencana besar, dan hari kiamat semakin dekat.

Bunyi hadits tersebut sebagai berikut:

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ صَالِحٍ، حَدَّثَنَا أَسَدُ بْنُ مُوسَى، حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ بْنُ صَالِحٍ، حَدَّثَنِي ضَمْرَةُ أَنَّ ابْنَ زُغْبٍ الْإِيَادِيَّ، حَدَّثَهُ قَالَ: نَزَلَ عَلَيَّ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ حَوَالَةَ الْأَزْدِيُّ، فَقَالَ لِي: بَعَثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِنَغْنَمَ عَلَى أَقْدَامِنَا فَرَجَعْنَا، فَلَمْ نَغْنَمْ شَيْئًا، وَعَرَفَ الْجَهْدَ فِي وُجُوهِنَا فَقَامَ فِينَا، فَقَالَ: اللَّهُمَّ لَا تَكِلْهُمْ إِلَيَّ، فَأَضْعُفَ عَنْهُمْ، وَلَا تَكِلْهُمْ إِلَى أَنْفُسِهِمْ فَيَعْجِزُوا عَنْهَا، وَلَا تَكِلْهُمْ إِلَى النَّاسِ فَيَسْتَأْثِرُوا عَلَيْهِمْ. ثُمَّ وَضَعَ يَدَهُ عَلَى رَأْسِي، أَوْ قَالَ: عَلَى هَامَتِي، ثُمَّ قَالَ: يَا ابْنَ حَوَالَةَ، إِذَا رَأَيْتَ الْخِلَافَةَ قَدْ نَزَلَتْ أَرْضَ الْمُقَدَّسَةِ فَقَدْ دَنَتِ الزَّلَازِلُ وَالْبَلَابِلُ وَالْأُمُورُ الْعِظَامُ، وَالسَّاعَةُ يَوْمَئِذٍ أَقْرَبُ مِنَ النَّاسِ مِنْ يَدِي هَذِهِ مِنْ رَأْسِكَ

Artinya: “Kami diberitahu oleh Ahmad bin Salih, yang diberitahu oleh Asad bin Musa, yang diberitahu oleh Muawiyah bin Salih, yang memberi tahu saya, bahwa Ibn Zughb al-Iyadi mengisahkan kepada saya, ia berkata: ‘Abdullah bin Hawala al-Azdi datang kepadaku dan berkata: ‘Rasulullah SAW mengutus kami untuk menjarah dengan harapan mendapatkan harta rampasan, tetapi kami kembali tanpa berhasil mendapatkan apa pun. Kemudian, Rasulullah SAW melihat kelelahan yang terpancar di wajah kami, lalu berdiri di tengah-tengah kami dan berdoa: ‘Ya Allah, janganlah Engkau menimpakan beban kepada mereka yang mereka tidak sanggup memikulnya. Dan janganlah Engkau menimpakan beban kepada diri mereka sendiri sehingga mereka menjadi lemah. Dan janganlah Engkau menyerahkan mereka kepada orang-orang lain sehingga orang lain akan memanfaatkan mereka.’ Kemudian, Rasulullah SAW meletakkan tangannya di atas kepalaku, atau dia mungkin mengatakan ‘hamah’ (leher/kepala), lalu dia berkata: ‘Wahai Ibn Hawala, ketika kamu melihat khilafah telah turun ke Baitul Maqdis (Yerusalem), maka saat itu akan mendekat gempa bumi, bencana besar, dan masalah besar. Pada hari itu, saat Kiamat akan lebih dekat bagi manusia daripada jarak ini antara tanganku dan kepalamu.’ Abu Dawud berkata: ‘Abdullah bin Hawala adalah dari Homs’.” (HR. Abu Dawud)

Dalam hadits di atas, dijelaskan jika Abdullah bin Hawal menyaksikan secara langsung dua masa kekhalifahan yang berbeda di Dinasti Umayyah. Abdullah juga ikut menyaksikan kekhalifahan Muawiyah bin Abi Sufyan yang terjadi pada bulan Syawal tahun 41 Hijriah di kota suci Yerusalem (Bait al-Maqdis).

Abdullah bin Hawala juga hidup sampai masa kekhalifahan Abdul Malik bin Marwan, yang dimulai pada tahun 80 Hijriah di wilayah Damaskus (Syam).

Di zaman itu kerap terjadi gempa bumi. Di tahun 90 Hijriah, gempa bumi telah mengguncang dunia hingga bangunan yang tinggi runtuh.

Terdapat juga konflik besar terjadi di antara Al-Hajjaj bin Yusuf al-Tsaqafi (yang merupakan gubernur di wilayah Irak) dan Abdullah bin-Al Asy’ats (pemberontakan) yang terjadi selama seratus hari lamanya.

Termasuk Hadits yang Lemah

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *