Hari Ini Arab Saudi Merayakan Idul Adha 2024 Ini Perbedaannya Dengan Indonesia dan Muhammadiyah

idul adha 2024 arab saudi
idul adha 2024 arab saudi


banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.idHari ini, Minggu 16 Juni 2024, umat Islam di Arab Saudi akan merayakan Idul Adha 2024.

Sedangkan di Indonesia, baik pemerintah maupun Muhammadiyah telah menetapkan Idul Adha pada Senin, 17 Juni 2024.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Mengapa perayaan Idul Adha 2024 di Indonesia dan Muhammadiyah berbeda dengan di Arab Saudi?

Lantas bagaimana dengan puasa Arafah tanggal 9 Dzul Hijjah yang dalam waktu Indonesia berarti hari ini adalah Minggu (16 Juni 2024), sedangkan di Arab Saudi sudah Idul Adha 2024?

Waktu puasa Arafah ikut siapa?

Menurut Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag Kamaruddin Amin, perbedaan itu sering kali terjadi.

Perbedaan ini, kata Kamaruddin, terjadi karena perbedaan zona waktu antara Indonesia dengan Arab Saudi.

“Beda zona, beda waktu masuknya magrib kan beda kan dilakukan rukyah itu pada saat itu kan, beda itu biasa, karena beda zona jauh sekali perbedaan kita jadi hal yang seringkali terjadi,” ujar Kamaruddin di Kantor Kemenag, Jakarta, Jumat (7/6/2024) lalu.

Terkait dengan pelaksanaan puasa Arafah, Kamaruddin mengatakan bahwa umat Islam mengikuti ketetapan di masing-masing negara.

Perbedaan dalam pelaksanaan puasa Arafah, kata Kamaruddin, merupakan hal yang sangat biasa terjadi

“Yang disana mengikuti di sana, orang yang di Saudi mengikuti keputusan Saudi.

Di sini kita mengikuti keputusan sini karena tidak ada hukum global.

Enggak bisa karena perbedaan, bumi, rotasi bulan yang tidak memungkinkan bisa sama,” katanya seperti dikutip TribunKaltim.co dari SerambiNews.com di artikel berjudul Pemerintah Tetapkan Idul Adha Jatuh pada 17 Juni 2024, Ini Penyebab Arab Saudi dan Indonesia Berbeda.

Perbedaan ini, menurut Kamaruddin, dapat terjadi hampir setiap tahun.

“Enggak masalah karena beda memang tempat, biasa itu hampir setiap tahun biasa sekali terjadi,” pungkasnya.

Dilansir TribunKaltim.co dari laman resmi Muhammadiyah, menurut Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Agus Purwanto, perbedaan penetapan hari raya Idul Adha antara Indonesia dan Arab Saudi bukanlah hal yang baru

Pada tahun 2024 ini, Idul Adha di Arab Saudi mendahului Muhammadiyah dan Pemerintah Indonesia.

Agus Purwanto menjelaskan, Muhammadiyah menetapkan tanggal 29 Zulqa’dah 1445 H jatuh pada Kamis, 6 Juni 2024.

Namun, ketika maghrib tanggal 6 Juni 2024, konjungsi belum terjadi (konjungsi baru terjadi pada pukul 19:04 WIB), sehingga siklus bulan Zulqa’dah belum berakhir.

Dengan demikian, berdasarkan kriteria Wujudul Hilal, Zulqa’dah disempurnakan menjadi 30 hari, dan 1 Zulhijah 1445 H jatuh pada Sabtu, 8 Juni 2024, sehingga Idul Adha pada Senin, 17 Juni 2024.

Pemerintah Indonesia yang awal Zulqa’dahnya satu hari lebih lambat dari Muhammadiyah menetapkan tanggal 29 Zulqa’dah 1445 H jatuh pada Jumat, 7 Juni 2024.

Ketika maghrib pada Jumat, 7 Juni 2024, konjungsi telah terjadi dan tinggi hilal mencapai 8 derajat 48 detik, memenuhi kriteria awal bulan versi MABIMS.

Maka, Sabtu, 8 Juni 2024 ditetapkan sebagai 1 Zulhijah 1445 H, dan Idul Adha pada Senin, 17 Juni 2024.

Sementara, Arab Saudi menetapkan awal Zulqa’dah sama dengan Muhammadiyah, sehingga 29 Zulqa’dah 1445 H juga jatuh pada Kamis, 6 Juni 2024.

Berdasarkan perhitungan di Stellarium untuk Jeddah, matahari terbenam pada pukul 19:00 Waktu Saudi atau 23:00 WIB dan tinggi hilal 1 derajat 58 detik.

Metode hisab Saudi yang mirip dengan Muhammadiyah menggunakan Wiladatul Hilal. Karena posisi hilal positif, maka Jumat, 7 Juni 2024 sudah masuk 1 Zulhijah 1445 H.

Terlebih lagi, diumumkan bahwa ada yang berhasil melihat hilal, sehingga lebih mantap menetapkan Jumat, 7 Juni 2024 sebagai awal Zulhijah, dan Idul Adha pada Ahad, 16 Juni 2024.

Perbedaan ini tentu saja akan berdampak pada perbedaan dalam pelaksanaan puasa Arafah dan wukuf di Arafah pada tanggal 9 Zulhijah.

Idealnya, puasa dan wukuf di Arafah dilakukan pada waktu yang bersamaan.

Ia menambahkan adanya perbedaan ini semakin menegaskan pentingnya Kalender Hijriyah Global Tunggal (KHGT) yang memiliki prinsip satu hari untuk seluruh dunia, sehingga perbedaan puasa dan wukuf di Arafah tidak lagi terjadi.

Dengan adanya Kalender Hijriyah Global Tunggal, umat Islam di seluruh dunia dapat merayakan hari-hari besar Islam secara serempak.

Puasa Arafah Ikut siapa?

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *