Jakarta, Hajinews.id – Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar memutuskan untuk mundur dari jabatan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Keputusan Rais Aam PBNU itu terbilang mengejutkan bagi jajaran pengurus MUI. Kiai Cholil Nafis, yang juga Ketua MUI memberikan tanggapannya lewat akun Twitter @cholilnafis.
Ia mengatakan, Kiai Miftach adalah sosok teladan yang menjaga komitmen dalam Muktamar NU di Lampung 2021 lalu.
Baca Juga: Kiai Miftach Mundur dari MUI, Ini Pimpinan Harian MUI Pusat Periode 2020-2025
Saat Muktamar ke-34 NU para kiai dalam majelis Ahlul Halli Wal Aqdi (Ahwa) mengusulkan agar Rais Aam tidak merangkap jabatan.
“Kiai Miftah mundur krn taat pd komitmen saat muktamar NU dari usulan Ahwa. Menurut saya itu bagus sbg teladan kami menjaga komitmennya,” katanya dikutip beritabantul.com, Kamis, 10 Maret 2022.
Namun, lanjutnya, MUI punya mekanisme sendiri untuk menyetujui atau menolak pengunduran diri Kiai Kiai Miftach.
“Namun MUI punya mekanisme utk menerima atau menolaknya. Ya. Krn dibutuhkan dan amanahnya sampai munas berikutnya,” ujarnya.
Seperti diketahui, Kiai Miftach menyampaikan pengunduran dirinya dari Ketua Umum MUI.
Hal itu disampaikan saat memberikan pengarahan dalam rapat gabungan Syuriyah-Tanfidziyah PBNU di Kampus Unusia Parung, Bogor, Jawa Barat, Rabu, 9 Maret 2022.
“Semula saya keberatan tapi kemudian saya takut menjadi orang pertama yang berbuat bid’ah di dalam NU. Karena selama ini Rais Aam PBNU selalu menjabat Ketua Umum MUI,” kata Kiai Miftach
Menurutnya, saat ini bid’ah itu sudah tidak ada lagi setelah berkomitmen untuk merealisasikan janji di hadapan majelis Ahwa dengan mengajukan pengunduran diri dari jabatan Ketua Umum MUI