Muwafiq Bikin Kebohongan Lagi, Sebut Waraqah Dukun

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Jakarta, hajinews.id,- Gus Muwafiq yang belum lama ini bikin gaduh karena menyebut Nabi Muhammad saat masih kecil rembes dan tidak bercahaya, kini bikin ulah lagi.

Muwafiq menyebut Waraqah bin Naufal yang mengetahui Muhammad sang calon nabi sebagai dukun.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Pengasuh Pesantren Ribath Al Murtadla Al Islami Singosari Malang KH Luthfi Bashori Alwi membantah ceramah seorang pendakwah  yang menyebutkan Waraqah bin Naufal seorang dukun.

Menurut Kiai Luthfi, demikian ia akrab disapa, Waraqah Bin Naufal adalah sepupu Ibunda Hadijah, Istri Nabi Muhammad ﷺ, yang dalam sejarah, ia dikenal sebagai seorang Nashrani yang beriman pada kitab-kitab terdahulu yang hidup sebelum Nabi diangkat sebagai seorang Rasul.
Dia sangat rajin belajar kitab-kitab Samawi, tidak menyembah berhala. Dikenal menguasai isi rahasia kitab suci, di antaranya akan datang seorang nabi akhir zaman,” katanya dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke redaksi Selasa (10/12).
“Adalah salah besar dan sebuah kebohongan publik kalau ada yang mengatakan Waraqah bin Naufal adalah seorang dukun,” tambahnya.
Ketua Umum Pesantren Ilmu Alquran (PIQ) Singosari Malang ini mengatakan, penyebutan dukun kepada Waraqah bin Naufal jelas menyesatkan.
“Masak Nabi Muhammad mendatangi dukun. Nabi diantar Hadijah kepada orang sholeh. Apalagi dukun itu adalah orang-orang yang menyembah selain Allah. Atau orang-orang yang meminta bantuan selain Allah, kepada Jin atau Syaitan,” tambahnya.
Sebelumnya, dalam sebuah postingan yang dikirim ke redaksi, ia mengutip situs resmi  resmi NU, nu.or.id, yang menulis riwayat Waraqah bin Naufal, yang menjelaskan,   Waraqah seorang yang menguasai kitab-kitab suci terdahulu, khususnya Yahudi dan Nashrani. Di mana di saat mayoritas orang Quraisy menyembah berhala, Waraqah mempercayai tradisi agama-agama terdahulu dan menolak menyembah berhala. Ia mencari agama yang lurus (al-millah al-hanafiyyah) dan ajaran Ibrahim (al-syarî’ah al-ibrâhimiyyah), sebagai tercatat dalam Nawâdir al-Mahthûthât.
banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *