Dahsyat! Jepang Pesan 40 Ton Tepung Biji Kelor Perminggu

Tepung biji kelor
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Jakarta, hajinews.id,- Betapa dahsyatnya potensi biji kelor dan juga daunnya untuk kesehatan. Menurut berita medaninside.com (15/7/2019), memiliki potensi ekonomi yang sangat luar biasa jika dikembangkan.

BUMDes M’rian di Desa Kufeu, Kabupaten Malaka, NTT telah membuktikan itu. Tepung biji kelor produksi mereka mendapatkan pesanan dari Jepang sebanyak 40 ton per minggu.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Produksi tepung kelor yang dikelola BUMDes M’rian di Kufeu membuat pihak perusahaan dari Jepang kepincut, mereka minta pasokan 40 ton per minggu,” kata Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Provinsi Nusa Tenggara Timur, Sinun Petrus Manuk, Senin (15/7/2019).

Biji kelor

Ia mengatakan, tim dari Jepang sudah berkunjung ke Desa Kufeu untuk meneliti kondisi tanah, air, serta batang dan daun kelor dan mendapatkan hasil berupa kelor organik yang sesuai dengan kebutuhan pasar di negara “Bunga Sakura” itu.

Pemerintah provinsi telah berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Malaka serta pemerintah desa dan pengelola BUMDes M’rian untuk meningkatkan produksi untuk menjawab permintaan ekspor.

“Mengingat produksi kelor di Kufeu sudah bagus, sudah diolah menjadi aneka produk seperti tepung kelor, sabun, dan pelembab tubuh, hanya saja kapasitas produksinya masih kecil,” jelasnya.

Ia menjelaskan, saat ini luas lahan untuk produksi tanaman kelor di Kecamatan Io Kufeu mencapai sekitar 80 hektare. Luas lahan potensial ini, lanjutnya, akan bertambah karena dikembangkan lagi pada sekitar lima desa di kecamatan setempat masing-masing sekitar 20 hektare.

“Jadi total lahan nanti bisa mencapai hampir 200 hektare, ini yang sedang kami dorong bersama untuk menjawab permintaan pasar dari luar,” ungkapnya.

Petrus Manuk mengatakan, selain itu masih terdapat kekurangan fasilitas pengelolaan kelor di antaranya rumah pengering yang berjumlah hanya satu unit dan satu unit mesin penepung dengan kapasitas produksi 10 kilogram per jam.

Untuk itu, pihaknya bersama beberapa pemerintah desa setempat telah bersepakat untuk membangun satu unit rumah pengering yang menyebar pada lima desa.
Ia menambahkan, pihaknya juga telah menambah satu mesin penepung dengan kemampuan produksi 10 kilogram per jam untuk BUMDes M’rian di Desa Kufeu sebagai sentra produksi.

“Bantuan mesin selanjutnya akan bertambah lagi karena Bapak Gubernur (Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, red) sudah berjanji akan membantu 10 unit mesin dengan kapasitas yang lebih besar,” bebernya. (Far/EPJ/Ant)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *