Putri Cendekiawan Uighur: Saya Tak Tahu Apakah Ayah Masih Hidup

Jewher Ilham memegang potret ayahnya saat upacara penghargaan di Strasbourg. (AFP)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Di tengah ramainya sorotan dunia internasional terhadap penindasan yang dialami kaum Muslim etnis Uighur, seorang cendekiawan Uighur yang dipenjara di China, Ilham Tohti menerima penghargaan hak asasi manusia dari Eropa.

Namun yang menjadi persoalan, sejauh ini belum diketahui keberadaan Ilham Tohti, termasuk apakah masih hidup. Pasalnya, Ilham Tohti dipenjara seumur hidup atas tuduhan terlibat dalam gerakan separatisme pada tahun 2014.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Anak perempuan Ilham Tohti, Jewher Ilham mengaku tidak tahu apakah ayahnya masih hidup. Jewher Ilham mengatakan hal itu setelah menerima penghargaan hak asasi manusia dari Eropa atas nama ayahnya baru-baru ini.

Jewher Ilham mengungkapkan dia sudah tidak bertemu ayahnya sejak 2013, dan tidak berkomunikasi dengannya selama dua tahun.

Ilham Tohti, seorang sarjana ekonomi, dikenal karena penelitiannya tentang hubungan antara orang-orang Uighur dan Han.

Jaksa penuntut dalam sidang tahun 2014 menuduh dia terlibat dalam kegiatan separatis, termasuk mempromosikan kemerdekaan bagi Xinjiang di situs webnya, Uighur Online.

Situs web ini, ujar Ilham Tohti, bertujuan mengedukasi para penutur bahasa Mandarin dan Uighur tentang masalah sosial.

Dia menyangkal telah menjadi separatis. Ilham Tohti dipandang oleh banyak orang sebagai suara moderat.

Ilham Tohti dianugerahi Hadiah Sakharov dari Parlemen Eropa untuk Kebebasan Berpikir karena dianggap mempromosikan “dialog dan saling pengertian” antara umat Uighur dan orang-orang China lainnya.

Jewher Ilham melanjutkan, ayahnya dicap “ekstremis yang kejam, dengan penyakit yang perlu disembuhkan dan pikiran yang perlu dicuci”.

“Saya bersyukur atas kesempatan untuk menceritakan kisahnya, karena dia tidak bisa menceritakannya sendiri,” kata Jewher Ilham, yang menerima penghargaan di kota Prancis Strasbourg di sebelah kursi kosong simbolis.

“Jujur, saya tidak tahu di mana ayah saya berada. Tahun 2017 adalah kali terakhir kali keluarga saya menerima kabar tentang dia,” tambah Jewher Ilham.

“Hari ini harusnya menjadi momen suka cita untuk merayakan kebebasan berbicara,” kata Presiden Parlemen Eropa David Sassoli.

“Namun, sebaliknya, ini adalah hari kesedihan. Sekali lagi, kursi ini kosong karena di dunia kita hidup dan menjalankan kebebasan berpikir, kita tidak selalu bebas.”

Jewher Ilham menuturkan harapannya kembali setelah melihat apa yang terjadi pada pemenang hadiah Sakharov tahun lalu, Oleg Sentsov, seorang sutradara film Ukraina.

Sentsov, yang dipenjara atas tuduhan terorisme, dibebaskan pada November lalu.

“Saya berharap hal yang sama terjadi pada ayah saya,” katanya.

China telah menuai protes internasional akibat perlakuannya terhadap Uighur, minoritas Muslim di wilayah Xinjiang barat.

Beijing dikritik karena tindakan kerasnya terhadap orang-orang Uighur di Xinjiang. Pemerintah China dituduh menangkap dan menahan lebih dari satu juta warga Uighur dan etnis minoritas di kamp-kamp penahanan.

Beijing bersikeras bahwa kamp-kamp itu adalah “pusat pelatihan kejuruan” yang membantu warga Uighur berintegrasi dengan masyarakat China, untuk mencegah terorisme.

Sejak itu dikatakan bahwa mereka yang ditempatkan di “kamp pendidikan ulang” semuanya telah lulus. Klaim ini belum diverifikasi karena kontrol ketat media di China. (rah/bbc)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *