Wagub Jatim Emil Dardak Pastikan Kesiagaan Hadapi Bencana

Wagub Jatim Emil Dardak. (Foto: Detik)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



SURABAYA, hajinews.id – Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak mengambil langkah-langkah strategis dalam upaya antisipasi menghadapi ancaman bencana hydrometeorologi yaitu bencana yang dipengaruhi oleh faktor cuaca seperti banjir, longsor, dan puting beliung di wilayah Jatim.

Emil meninjau kesiapan posko siaga darurat penanggulangan bencana hydrometeorologi di kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim, Kamis (2/1/2020). Langkah tersebut diambil sebagai respons terhadap Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa yang telah menetapkan status siaga darurat bencana hydrometeorologi di Jatim melalui surat keputusan (SK) Nomor 188/650/KPTS/013/2019 tertanggal 16 Desember 2019.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Emil membahas terkait pembuatan rencana operasi (Renops) dalam rangka penanganan bencana hydrometeorologi. Untuk itu, dirinya bersama BPBD Prov. Jatim akan segera menginventarisir langkah-langkah yang dimungkinkan untuk mengantisipasi kesiapsiagaan atau kecepatan merespons saat terjadi bencana.

“Kita sudah sepakat bahwa akan kita bedah satu per satu dengan instansi terkait, mengenai draft renops yang sudah disusun. Mulai dari bagian mana yang mengurusi logistik, komunikasi, hingga langkah preventif seperti susur sungai dan susur bukit,” jelas Emil.

Dalam kesiapan penanganan penanggulangan bencana ini, Emil menekankan kunci utamanya adalah bagaimana kecepatan dan respons yang diberikan.  Dia mencontohkan, untuk Sungai Bengawan Solo misalnya ada yang disebut banjir kiriman dimana hujannya tidak terjadi di Jatim tapi banjirnya dikirim dari Bengawan Solo.

“Karena, Sungai Bengawan Solo ini hulunya 30 persen di Jawa Tengah, namun hampir 70 persen hilirnya berada di Jatim. Kita harus mengurangi ruang diskresi di lapangan, dan yang terpenting adalah speed atau kecepatan dalam menanganinya,” tutur Emil.

Mantan Bupati Trenggalek tersebut juga meminta seluruh masyarakat Jatim agar  tidak panik namun tetap waspada dalam menghadapi adanya ancaman bencana hydrometeorologi. “Kita melihat kondisi di Jabodetabek tapi tidak usah panik, beda lho antara waspada dengan panik, toh kalau kita jalan kaki kita tidak mau barang kita di copet, kita kan waspada tapi beda sama panik. Kalau panik kita lari gitu kan ya, tapi kalau waspada kita pasang mata pasang telinga, itulah bedanya antara waspada dengan panik,” papar Emil.

Emil menambahkan, “kita ingin warga waspada tapi kita tidak ingin warga panik, tenang saja, kita semua bersiap-siap tetapi apabila warga waspada maka kondisi jika terjadi bencana, InshaAllah akan lebih lebih lebih tertata.”

Sementara saat ditanya apakah pihaknya akan mengirim pasukan bantuan untuk masalah banjir di Jabodetabek, Emil menyebut sejauh ini belum ada. Saat ini pihaknya masih fokus menyiapkan pasukan untuk siaga di Jatim.

“Karena BMKG pun memberi warning pada kita dan kita juga tanyakan kepada rekan-rekan dari TNI-Polri apakah memang dibutuhkan atau jangan-jangan justru akan lebih bijak untuk kita memastikan ada ketersediaan personel di Jawa Timur mengantisipasi potensi juga terjadinya bencana di sini,” ungkap Emil.

Lebih lanjut Emil memastikan kesiapan Pemprov Jawa Timur dalam menyiapkan beberapa upaya pencegahan hingga langkah evakuasi saat terjadi bencana banjir. Salah satunya menggunakan jeriken.

Menurut Emil, selain evakuasi dengan perahu karet, jeriken bisa dijadikan salah satu alat bantu evakuasi dalam kondisi darurat. Jeriken ini juga akan disiapkan BPBD Jatim untuk kondisi darurat.  “Kita tadi juga sudah cek ketersediaan perahu karet, kemudian juga bakal ada sedikit inovasi jeriken,” kata Emil.

Bagaimana jeriken bisa dipakai untuk evakuasi? Emil menjelaskan bahwa jeriken tersebut bisa dipegang gagangnya dan dijadikan pelampung sementara. “Kalau darurat bisa dipegang gagangnya yang tidak dimasuki air, jadi untuk daerah yang tidak bisa dimasuki perahu karet, itu bisa langsung segera untuk membantu orang mengapung dan evakuasi,” paparnya.

Emil optimistis semua langkah persiapan yang dilakukan bakal banyak membantu masyarakat Jatim dalam menghadapi bencana. “Kita InshaAllah benar-benar melakukan full kesiagaan karena kita ingin negara hadir memberikan rasa aman bagi warganya,” tegas Emil.

Sementara itu, Subhan Wahyudiono Kepala BPBD juga menyampaikan bahwa semua jajaran Pemprov Jatim harus waspada dan mengamati pada beberapa daerah seperti aliran Kali Lamong mulai Mojokerto dan Gresik terus Kali Malang yang ada di Pasuruan dan kali lainnya. “Daerah-daerah yang mendekati itulah yang kita perhatikan kewaspadaannya,” UJAR Subhan. (rah/berbagai sumber)

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *