Cegah Stroke Lanjutan, Ini Beberapa Pilihan Pengobatan Efektif

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Jakarta, hajinews.id-Stroke ringan atau transient ischemic attack (TIA) merupakan gangguan fungsi otak sementara yang disebabkan oleh kekurangan pasokan darah. Kendati gejala stroke ringan menghilang dengan sendirinya, penanganan secara medis tetap diperlukan guna mencegah terjadinya serangan stroke sebenarnya.

Data statistic American Stroke Association menunjukan 15 persen dari orang terserang TIA mengalami serangan stroke dalam waktu kurang dari satu tahun.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Setelah dokter mendiagnosis penyakit ini, Anda akan diarahkan untuk menjalani pengobatan. Pengobatan yang diberikan umumnya adalah pemberian obat stroke ringan yang mencegah terjadinya kondisi klinis penyebab serangan TIA.

Karakteristik gejala stroke ringan sangat identik dengan gejala stroke pada umumnya. Kurangnya suplai aliran darah yang membawa nutrisi dan oksigen ke dalam otak menyebabkan beberapa bagian di dalam otak tidak dapat berfungsi.

Akibatnya, penderita mengalami sejumlah gangguan yang berhubungan dengan sistem gerak, kemampuan kognitif, atau indera penglihatan dalam beberapa waktu.

Kerusakan fungsi otak sementara ini disebabkan oleh penyumbatan pada pembuluh arteri otak yang terjadi dalam waktu singkat. Obat stroke ringan bekerja untuk mengatasi kondisi klinis yang menyebabkan terjadi peyumbatan.

Pada sebagian besar kasus stroke ringan, penyumbatan pada pembuluh arteri disebabkan oleh kondisi aterosklerosis yaitu penyempitan pembuluh arteri akibat terdapatnya endapan zat lemak.

Penyumbatan juga bisa disebabkan oleh gumpalan atau bekuan darah (trombus) yang menurunkan aliran darah pada arteri karotis.

Selain itu, kondisi fibrilasi atrium yang menyebabkan jantung berdetak tidak teratur dapat menghasil gumpalan darah (embolus). Selanjutnya, embolus akan terbawa ke dalam aliran darah otak sehingga menghambat laju aliran darah dan menyebabkan penyumbatan.

Obat stroke turut mengurangi kecenderungan darah untuk membeku dengan cepat, sehingga tidak lagi menghasilkan gumpalan darah yang dapat menghambat aliran darah menuju otak.

Apa saja jenis obat stroke ringan?

Antiplatelet 

Antiplalelet adalah jenis obat yang digunakan untuk mencegah gumpalan darah atau disebut juga sebagai obat pengencer darah. Obat stroke ini dapat menghambat pembekuan darah yang menyebabkan terbentuknya gumpalan yang dapat menyebabkan penyumbatan aliran darah ke otak.

Pada kebanyakan pasien obat stroke ringan ini biasanya diberikan dengan dosis 81 hingga 325 miligram dalam sehari. Orang yang memiliki riwayat penyakit ginjal, hati, gangguan pencernaan, tekanan darah tinggi, kelainan perdarahan, atau asma perlu mengonsumsi obat ini dengan dosis khusus.

Salah satu antiplatelet yang paling umum digunakan sebagai obat stroke ringan adalah aspirin.

Aspirin

Selain mengurangi rasa sakit, meredakan demam akibat peradangan, aspirin juga memiliki kegunaan lain. Aspirin dapat menghambat terjadinya pembekuan darah sehingga dapat mencegah terjadinya pembekuan darah

Dosis aspirin yang dibutuhkan setiap pasien stroke iskemik sebenarnya beragam, tergantung dari seberapa besar kerusakan otak. Namun rata-rata dosis aspirin berkisar antara 50 mg hingga 325 mg per harinya.

Selain aspirin dalam dosis 81 miligram, dokter biasanya akan memberikan obat antiplatelet lainnya, yaitu clopidoorel dalam dosis 75 miligram. Dalam penelitian yang dilakukan oleh University of Oxford, kombinasi penggunaan aspirin dan copridogrel selama 3 bulan terbukti lebih efektif dalam mencegah serangan stroke lanjutan.

Efek samping dari penggunaan aspirin sebagai obat stroke salah satunya adalah membuat tubuh lebih mudah mengalami perdarahan. Selain itu, konsumsi aspirin secara teratur juga dapat mengakibatkan iritasi perut.

Antikoagulan

Antikoagulan juga merupakan obat pengencer darah yang digunakan untuk mencegah pembekuan darah yang pada penderita stroke yang mengalami hiperkoagulasi atau kecenderungan terbentuknya gumpalan bekuan darah atau trombus pada pembuluh darah.

Selain itu, pembentukan gumpalan darah juga bisa disebabkan oleh gangguan irama jantung. Obat stroke ini tidak diberikan kepada pasien yang telah mendapatkan pengobatan pengencer darah lain, seperti antiplatelet.

Akan tetapi, penggunaan obat antikoagulan untuk mengatasi stroke iskemik masih diperdebatkan. Pasalnya, antikoagulan lebih ditujukan untuk mencegah terjadinya stroke dibandingkan sebagai efek pemulih.

Jika dikonsumsi diluar dosis yang ditentukan maka obat stroke ini dapat memicu terjadinya serangan stroke lanjutan. Oleh karena itu, penggunaan obat ini hendaknya tetap dalam pengawasan dokter.

Beberapa jenis obat antikoagulan yang umum digunakan dalam perawatan stroke iskemik adalah:

Warfarin

Wartarin merupakan obat stroke dalam bentuk pill yang biasanya digunakan dalam jangka waktu lama, namun membutuhkan waktu beberapa hari untuk memunculkan efeknya.

Untuk menentukan dosis warfarin yang tepat, setiap penderita stroke iskemik perlu melakukan tes darah. Ketidakakuratan dosis dapat meningkatkan risiko terjadinya perdarahan secara berlebihan pada arteri otak yang mana dapat memicu terjadinya serangan stroke hemoragik..

Penggunaan warfarin perlu diawasi secara ketat melalui pemeriksaan tes darah guna melihat pengaruhnya terhadap pemulihan stroke, sekaligus efek negatifnya terhadap kesehatan fungsi hati.

Heparin

Berbeda dengan obat pengencer darah lainnya, cara kerja heparin bukan untuk menghancurkan darah. Heparin membantu protein anti-pembekuan dalam tubuh bekerja lebih optimal sehingga melancarkan aliran darah.

Efek samping yang ditimbulkan oleh obat ini di antaranya perdarahan, mati rasa secara tiba-tiba,  iritasi, perubahan warna kulit, demam, menggigil, kesulitan bernapas.

Dalam pengobatan, kadar obat heparin di dalam tubuh harus dikontrol secara berkala, terutama pada pasien yang mengalami gangguan ginjal, jantung, atau hati. Penyebabnya adalah gangguan organ tersebut berisiko mengubah efek kerja dari heparin sehingga berakibat fatal.

Obat trombolitik

Dalam beberapa kasus serangan stroke ringan, obat trombolitik dapat digunakan untuk mengatasi serangan stroke yang sedang berlangsung. Pada saat itu, gejala stroke ringan telah muncul dan tidak kunjung membaik dalam beberapa waktu.

Jenis obat stroke trombolitik adalah recombinant tssue plasminogen activator (rTPA) yang diberikan melalui injeksi ke dalam infus yang terhubung dengan pembuluh darah.

Obat ini bekerja dengan cara melarutkan gumpalan atau bekuan darah yang menghambat aliran darah menuju otak.

Obat hipertensi

Obat hipertensi biasanya diberikan jika dalam hasil diagnosis diketahui salah satu faktor risiko yang menjadi penyebab serangan stroke ringan adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi.

Salah satu obat hipertensi yang kerap diberikan bersama obat stroke lainnya adalah angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitors..

Namun obat ini tidak diberikan dalam waktu 24 jam setelah serangan stroke terjadi, obat hipertensi akan diberikan ketika tekanan darah sistolik lebih besar dari 220 mm HG dan tekanan darah diastolik berada di atas 120 mm Hg.

Pengobatan lain untuk stroke ringan

Dalam beberapa kasus stroke ringan, terdapat kondisi di mana obat stroke ringan tidak lagi efektif dalam mencegah serangan stroke yang sebenarnya.

Misalnya, kondisi pembuluh arteri yang semakin menyempit sehingga bisa memicu penyumbatan dalam waktu dekat. Untuk itu, dokter akan menganjurkan Anda untuk menjalani prosedur operasi.

Beberapa jenis operasi yang dilakukan untuk kembali melancarkan aliran darah ke otak adalah:

Endarterektomi Karotid

Endarterektomi karotid merupakan prosedur operasi yang dilakukan untuk mengangkat tumupkan lemak yang menyebabkan penyempitan pada pembuluh arteri karotis. Arteri karotis merupakan pembuluh arteri yang terletak pada bagian leher yang memanjang menuju otak.

Prosedur ini memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi, namun belum tentu dapat mencegah terjadinya penyumbatan secara permanen.

Masih terdapat kemungkinan aliran darah ke otak kembali terhambat apabila terjadi peningkatan tekanan darah dan kadar kolesterol. Di samping itu, penderita stroke ringan yang memiliki penyakit jantung tidak disarankan untuk menjalani prosedur operasi pengganti obat stroke ringan ini.

Angioplasti

Arteri karotis yang menyempit juga dapat diperlebar dengan prosedur angioplasti. Prosedur ini dilakukan dengan cara memasang katerer pada pembuluh dara pada bagaian pangkal paha yang membawa alat stenting, seperti balon, menuju arteri karotis.

Setelah sampai pada arteri karotis, alat stenting kemudian dibuka sehingga memperluas bagian pembuluh arteri yang tersumbat.

Perubahan gaya hidup untuk mencegah stroke

Serangan stroke yang terjadi setelah TIA tidak hanya bisa dicegah dengan mengonsumsi obat stroke ringan. Pencegahan bisa dilakukan dengan menghindari faktor risiko yang dapat dikendalikan, seperti penyakit hipertensi, diabetes dan kebiasaan merokok dengan menerapkan gaya hidup sehat.

Beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan untuk menurunkan peluang terjadinya serangan stroke selanjutnya adalah:

1. Mengendalikan faktor risiko stroke

Tekanan darah, kadar gula darah, dan tingkat kolesterol yang tinggi dapat memicu terjadinya kondisi penyumbatan pada pembuluh arteri yang menyebabkan serangan stroke.

2. Menjalani diet sehat

Mengonsumsi makanan yang banyak mengandung lemak jenuh dapat menimbulkan penumpukan zat lemak pada pembuluh arteri. Kondisi ini dapat mengarah pada peristiwa aterosklerosis yang menyebabkan serangan stroke iskemik.

Makanan yang mengandung kadar garam tinggi juga dapat meningkatkan risiko kemunculan penyakit hipertensi yang mana merupakan faktor risiko terbesar dari penyakit stroke.

Diet sehat memang identik dengan melebihkan porsi untuk makanan yang kaya serat, seperti sayur-sayuran dan buah. Namun berhati-hatilan dengan sayuran yang banyak mengandung vitamin K, seperti kubis, kembang kol, dan bayam karena menghambat kerja obat stroke ringan yang berfungsi mengencerkan darah.

3. Menjaga berat badan ideal

Menjalani diet sehat merupakan salah satu langkah dalam menurunkan berat badan berlebih. Cara ini akan lebih baik jika diikuti dengan melakukan latihan fisik dengan olahraga secara rutin dalam seminggu.

4. Mengurangi konsumsi alkohol dan kebiasaan merokok

Konsumsi alcohol berlebih dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah sekaligus penyakit kardiovaskular seperti detak jantung yang tidak teratur (fibrilasi atrium). Sementara, zat berbahaya yang terkandung di dalam rokok dapat meningkatkan konsentrasi darah sehingga memicu terjadinya aterosklerosis.

Tindakan pencegahan ini sebaiknya dijalani secara beriringan dengan pengobatan stroke ringan. Pasalnya, kendati tetap meminum obat stroke ringan namun tidak menerapkan gaya hidup sehat, risiko terjadinya serangan stroke lanjutan akan lebih tinggi. (wh/hellosehat)

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *