Hilton Tutup 150 Hotel di China Akibat Virus Corona

Penanganan wabah virus corona di Wuhan, China. (SkyNews)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Industri pariwisata di China sangat terpukul dengan wabah virus corona yang telah menggegerkan dunia. Hilton menutup 150 hotel atau sebanyak 33.000 kamar hotel di China untuk sementara waktu. Penutupan tersebut dilakukan hingga virus corona mulai reda.

Vice President of Corporate Communications Hilton Nigel Glennie melalui e-mail kepada Business Insider, Jumat (14/2/2020), menyatakan Hilton untuk sementara waktu telah menutup 150 hotel di China berdasarkan arahan dari wewenang lokal.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Beberapa hotel tersebut masih memiliki tamu dan ahli medis. Namun, mereka tidak menerima pemesanan terbaru untuk saat ini,” ujar Glennie. “Kami akan membuka kembali hotel-hotel tersebut secepatnya setelah wewenang lokal mengonfirmasi waktu yang tepat,” sambung Glennie seperti dilansir dari laman Travel and Leisure.

Dia menyebutkan Hilton memiliki empat hotel di Wuhan, sebanyak 225 di beberapa wilayah di China, serta 6.110 di jaringan globalnya di 119 negara dan wilayah.

Sementara itu dalam konferensi dengan para investor, disebutkan bahwa China mewakili 2,7 persen EBITDA Hilton. EBITDA adalah singkatan dari Earnings Before Interest (pendapatan sebelum bunga), Taxes (pajak), Depreciation (depresiasi), dan Amortization (amortisasi).

Diperkirakan, dampak virus corona dan waktu pemulihan berlangsung antara enam hingga 12 bulan, maka virus akan memberi dampak pada pendapatan Hilton pada tahun 2020 sebesar 25 juta–50 juta dollar AS atau setara dengan Rp 342 miliar–Rp 684 miliar.

Media pemberitaan Skift mengatakan, pengumuman dari Nassetta membuat Hilton menjadi jaringan hotel besar pertama yang mengumumkan estimasi dampak finansial akibat virus corona terhadap pendapatannya.

Pada 30 Januari 2020, World Health Organization (WHO) mendeklarasi virus corona sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian skala internasional. Hingga saat ini, terdapat setidaknya lebih dari 45.000 orang di seluruh dunia terinfeksi dan lebih dari 1.100 orang meninggal akibat virus tersebut.

Menurut Wall Street Journal, virus corona diprediksi memiliki dampak hingga miliaran dollar AS pada industri perjalanan AS. Berdasarkan ekonom perjalanan, industri perhotelan dapat kehilangan 4,6 juta orang yang menginap semalam pada tahun 2020 akibat wabah tersebut.

Secara total, industri perhotelan dapat kehilangan setidaknya 5,8 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 79 triliun. Hilton bergabung dalam daftar hotel-hotel yang menutup cabang dan melakukan revisi kebijakan terhadap pemesanan di China.

Kepada Skift, Senin (10/2/2020), CEO Best Western David Kong mengatakan, perusahaannya juga harus menutup banyak cabang di China. Menurut Hotel News, hotel-hotel seperti Hyatt, Marriott, IHG, dan Wyndham juga telah mencabut biaya perubahan dan pembatalan di area yang terkena dampak virus corona.

Bahkan, Airbnb juga memberlakukan kebijakan keadaan khusus bagi para tamu yang berada di area yang terkena dampak virus corona untuk membatalkan pemesanan tanpa kena biaya.

Tidak hanya industri penginapan yang telah mengambil tindakan, lebih dari 73 maskapai seperti American Airlines dan United Airlines dan beberapa kapal pesiar membatasi perjalanan dari dan ke China.

Pada pekan lalu, Presiden China Xi Jinping meyakinkan Presiden Amerika Serikat bahwa negaranya melakukan semua yang dapat dilakukan untuk menaklukkan virus corona tipe baru.

“China secara bertahap telah mencatat kemajuan dan yakin dapat mengalahkan epidemi tanpa konsekuensi jangka panjang terhadap pembangunan ekonomi,” kata Xi kepada Presiden Donald Trump melalui sambungan telepon, seperti dilaporkan stasiun televisi negara.

Sambungan telepon ke Gedung Putih itu dilakukan setelah bank sentral China berjanji untuk meningkatkan dukungan bagi ekonomi guna meredam hantaman akibat wabah tersebut.

Pertumbuhan kuartal pertama di ekonomi terbesar kedua dunia itu bisa melambat 2 poin persentase atau lebih, dari 6 persen pada kuartal terakhir, namun bisa melambung tajam jika wabah segera memuncak, kata analis.

Saham China menuju pekan terburuk mereka sejak Mei, sementara di tempat lain di Asia, pasar keuangan tergelincir setelah kenaikan beberapa hari.

Presiden Xi sebelumnya mengumumkan “perang” terhadap virus itu, dengan mengatakan China telah merespons dengan segala kekuatannya dan “langkah-langkah pencegahan dan kontrol yang paling teliti dan ketat”, kata media pemerintah. (rah/ berbagai sumber)

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *