Pertumbuhan Ekonomi RI 2020 Belum Direvisi Meski Ada Virus Corona

Menteri Keuangan Sri Mulyani. (Foto: hipwee)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Menteri Keuangan Sri Mulyani belum merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi 2020 sebesar 5,3 persen meski kondisi global sedang menghadapi ancaman perlambatan karena adanya penyebaran virus corona.

“Kita akan lihat dampaknya ke ekonomi kita, karena itu pasti berpengaruh ke PDB China,” kata Sri Mulyani di Jakarta, Rabu (19/2/2020).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Sri Mulyani mengatakan virus corona dapat mempengaruhi perekonomian global mengingat China merupakan perekonomian terbesar kedua di dunia dan berkontribusi terhadap 17 persen PDB global.

Meski demikian, China telah berupaya sebaik mungkin untuk menahan penyebaran virus corona dengan menjaga mobilitas penduduk hingga kejadian ini masih terkendali dan belum mencapai tahapan pandemi.

Ia bahkan memprediksi China akan melakukan kebijakan “countercyclical” melalui ekspansi fiskal maupun kredit sehingga ekonomi Negara Tirai Bambu itu bisa kembali naik pada triwulan II atau III-2020.

Menurut Sri Mulyani, negara yang terlibat perang dagang dengan Amerika Serikat itu pernah melakukan kebijakan tersebut ketika terjadi krisis finansial pada 2008 dan hasilnya mampu meningkatkan kinerja ekonomi.

“Kita lihat pada triwulan satu ini, dan biasanya setelah itu ada stimulus China, itu luar biasa dampaknya ketika mereka melakukan countercyclical pada 2008,” ujarnya.

Dengan perkiraan adanya pembenahan dari China, ia menyakini kinerja ekonomi global masih dapat terkendali, apalagi pemerintah sudah menyiapkan stimulus belanja untuk menjaga kondisi domestik.

“Kita jangan under estimate dan juga menjadi terlalu pesimis,” kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini.

Dalam kesempatan ini, Sri Mulyani juga memaparkan risiko dari perlambatan ekonomi China kepada Indonesia akibat penyebaran virus corona.

Menurut dia, disrupsi yang terjadi di China dapat mengganggu kunjungan turis dari China, apalagi porsi wisatawan China di Indonesia mencapai 13 persen atau kedua terbesar setelah Malaysia.

Dari sisi perdagangan, terjadi gangguan ekspor maupun impor Indonesia, karena 27 persen impor nonmigas dan 16,7 persen ekspor nasional terkait langsung dengan China.

Selain itu, penyebaran virus corona ini juga berpotensi menurunkan harga komoditas terutama CPO dan batubara yang menjadi komponen ekspor utama Indonesia.

Dengan potensi perlambatan yang terjadi, maka penurunan pertumbuhan ekonomi China sebesar satu persen, ikut berdampak ke Indonesia sebanyak 0,3 persen – 0,6 persen.  

Sri Mulyani sebelumnya menyatakan akan menjadikan Singapura sebagai barometer untuk pemerintah dalam memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di tengah mewabahnya epidemi virus corona yang berasal dari China. “Akan kami jadikan barometer kepada kita untuk melihat apa yang akan terjadi,” kata Sri Mulyani pada Senin (17/2/2020).

Mewabahnya virus corona telah mengganggu mata rantai ekonomi dunia, selain sudah menjangkiti puluhan ribu orang lebih dan menewaskan ribuan orang. Wabah virus ini membuat banyak orang di China enggan keluar rumah dan tidak bekerja.

China sebagai negara dengan kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia, mengalami guncangan ekonomi dan akan berdampak pada negara-negara mitra dangangnya selama ini. Salah satunya Singapura, yang diprediksi akan jatuh ke jurang resesi. Kemungkinan ini sangat besar, mengingat negeri Singa itu, memiliki korban corona terbesar kedua setelah China. (rah/Ant)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *