IHSG Anjlok Akibat Corona, Analis: Saat Tepat Cicil Beli Saham

Karyawan melewati monitor pergerakan angka Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Plaza Bank Mandiri, Jakarta, Jumat (24/1/2020). (Foto Antara)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Belakangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi tajam akibat adanya kekhawatiran para pelaku pasar akan dampak virus Corona. Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengamati dengan anjloknya IHSG maka saat ini adalah kondisi yang tepat untuk melakukan pembelian saham berfundamental bagus.

“Bagi investor yang punya horizon waktu lebih dari dua tahun ini adalah periode yang bagus untuk memulai melakukan cicil beli di saham-saham berfundamental bagus. Peluang selalu datang dari koreksi tajam di pasar akibat ketakutan dan kekhawatiran berlebih,” ujar Hans dalam keterangan tertulis, Ahad (1/2/2020).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Hans memprediksi IHSG berpotensi menguat pada pekan ini. “Kami melihat ada potensi IHSG mengalami penguatan di perdagangan Senin ini dengan perkiraan Support di level 5400 sampai 5288 dan resistance di level 5500 sampai 5600,” ungkapnya.

Menurut Hans pelemahan pada Jumat lalu sempat tertahan dengan adanya lampu hijau dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang memperbolehkan emiten melakukan buyback saham. Kebijakan tersebut, ujar dia, berhasil mendorong aksi pembelian di ujung sesi kedua pada hari itu. kebijakan tersebut membuat emiten yang merasa harga sahamnya sudah murah untuk bisa membeli sahamnya di pasar.

Hans melanjutkan bahwa hal tersebut memberikan sinyal positif ketika sebuah emiten mengumumkan rencana buyback karena mengindikasikan saham mereka sudah murah. “IHSG membentuk candle hammer dengan body kosong yang memberikan indikasi terjadi perlawanan atas tekanan turun. Biarpun ini Hammer yang tidak sempurna, tetapi memberikan indikasi kuat pada perdagangan jumat telah terjadi pembalikan arah dari tekanan turun,” jelasnya.

“Kecemasan pelaku pasar terjadi karena penyebaran virus korona saat ini tumbuh lebih cepat di luar China di mana hal ini menimbulkan kekhawatiran pada pasokan barang dan permintaan konsumen turun lebih besar dari estimasi sebelumnya,” tambah dia.

Pada pekan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan terpukul parah ke level yang cukup rendah. Pada perdagangan Jumat, 28 Februari 2020, IHSG ditutup melemah 1,50 persen atau 82,99 poin ke level 5.452,70. Angka itu merupakan level terendah sejak Mei 2017. Sebelumnya pada perdagangan Kamis, 27 Februari 2020, IHSG mengakhiri pergerakannya di level 5.535,69 dengan penurunan 2,69 persen.

“Perdagangan saham di BEI dalam sepekan menurun, akibat imbas dari semakin meluasnya virus corona (Covid-19) ke sejumlah negara yang memicu tekanan pada perkonomian global,” kata pengamat pasar modal Luke Syamlan dalam keterangannya di Jakara, Jumat (28/2/2020).

Menurut Luke yang juga CEO Teman Trader ini, selain virus corona, isu krisis likuditas juga telah membuat investor asing menarik dananya dari pasar sekitar Rp 1,75 triliun.

Salah satu saham unggulan yang terkoreksi adalah PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yang pada perdagangan Jumat (28/2), tercatat sebesar Rp 3.490 per lembar, turun 5,42 persen dari sebelumnya sebesar Rp 3.690 per lembar (21/2).

Penurunan dalam sepekan juga dialami empat emiten perbankan besar yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank BCA Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Bank BNI (Persero) Tbk.

Saham Bank Mandiri (BMRI) yang terkoreksi menjadi Rp 7.275 per lembar (28/2) dari sebelumnya Rp 7.900 per lembar (21/2). Saham Bank BCA (BBCA) turun dari Rp 33.075 per lembar menjadi Rp 31.450 per lembar.

Saham Bank BRI (BBRI) terkoreksi menjadi Rp 4.190 per lembar dari sebelumnya Rp4.510 per lembar, sedangkan saham Bank BNI (BBNI) pada Jumat (28/2) ditutup sebesar Rp 7.025 per lembar turun dari sebelumnya (21/2) Rp 7.775 per lembar.

Menurut Luke, pada perdagangan selama sepekan hampir semua sektor terkoreksi. “Kondisi ini, sekaligus menampik isu bahwa penurunan saham Telkom akibat statement Menteri BUMN Erick Thohir yang sempat menyorot kinerja perusahaan itu,” katanya. (rah/berbagai sumber)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *