Pemerintah: Masyarakat Jangan Borong Barang Kebutuhan Pokok

Muhadjir Effendy. (Ist)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy meminta masyarakat tidak panik dengan memborong barang kebutuhan pokok setelah pengumuman dua WNI positif virus corona jenis baru (Covid-19).

“Saya minta untuk tenang, tidak akan ada yang terlalu jangan dipergawat situasi ini, semuanya berjalan seperti biasa, normal-normal saja, termasuk belanja seperti biasa,” kata dia di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (2/3/2020).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Presiden Joko Widodo mengumumkan dua warga negara Indonesia (WNI), yaitu seorang ibu berusia 64 tahun dan anaknya berusia 31 tahun di Depok, Jawa Barat, positif terjangkit COVID-19 dan sedang dirawat di RS Penyakit Infeksi Sulianti Suroso sejak 1 Maret 2020.

Terhadap pengumuman tersebut, terjadi kenaikan kunjungan sekaligus aktivitas belanja di ritel-ritel karena masyarakat memborong sejumlah barang kebutuhan pokok.

“Saya kira tidak perlu menimbun barang, jangan gampang panik dalam kondisi begini, dibutuhkan ketenangan, kehati-hatian dan juga tidak ‘grusa-grusu’ seperti yang kita lakukan saat mengevakuasi kemarin, sudah saya sampaikan tidak bersamaan tapi bergantian dan kita penuhi bener toh. Setelah yang ini selesai kemudian kita yang kedua sama untuk menangani,” papar Muhadjir.

Muhadjir juga meminta masyarakat tidak ikut-ikutan memborong masker dan cairan pembersih tangan. “Tidak perlu,” ucap Muhadjir.

Kenaikan pembelian terjadi sejak sekitar pukul 12.00 WIB dan hanya terjadi pada beberapa barang tertentu.

Barang yang paling banyak diburu di ritel sejauh ini produk hand sanitizer, masker, obat-obatan, dan multivitamin serta makanan.

Bila masyarakat “panic buying” malah akan membuat pembeli sulit mendapatkan barang yang diinginkannya sebab pengelola ritel belum sempat mengeluarkan stok barang dari gudang untuk dipajang di rak barang ritel-ritel tersebut.

Kedua WNI yang dinyatakan positif Covid-19 disebut tertular dari seorang warga Jepang yang berada di Indonesia dan mengalami kontak langsung dengan sang anak. Warga Jepang tersebut diketahui positif Covid-19 ketika kembali ke tempat domisilinya saat ini yaitu di Malaysia setelah berada di Indonesia pada pertengahan Februari 2020.

Muhadjir mengatakan semua orang yang pernah pernah ke luar negeri tetap diawasi.

“Sementara ini ya tetap mereka yang 14 hari sebelum masuk ke Indonesia pernah berada di daratan Tiongkok (China), atau juga mereka yang berasal dari Tiongkok, akan kita ‘track’ perjalanan mereka tapi kan banyak kemungkinan karena itu kita petakan yang lebih detail bagaimana cara penyelesaiannya,” ujarnya.

“Termasuk wilayah-wilayah perbatasan tempat penyeberangan yang selama ini sebetulnya sangat intens dilakukan tapi tidak pernah dikatakan sebagai tempat penyeberangan resmi, terutama itu juga harus kita hitung,” lanjut dia.

Pada Senin pagi terkonfirmasi di dunia ada 88.383 orang terinveksi virus corona dengan 2.995 kematian, sedangkan sudah ada 42.792 orang yang dinyatakan sembuh. Kasus di China mencapai 79.827 kasus, Korea Selatan 3.736 kasus, Italia 1.694 kasus, Iran 978. Kasus kematian di Iran menjadi yang paling tinggi di luar China yaitu 54 kematian. Sudah ada 65 negara, termasuk Indonesia, yang mengonfirmasi kasus positif Covid-19 di negaranya. (rah/Ant)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *