Heboh Tegal Lockdown, Pakai Beton 2 Ton

Polisi mengatur lalu lintas saat penutupan jalur Pantura dan dialihkan ke jalur lingkar utara (Jalingkut) Tegal. Pemkot Tegal juga menutup akses masuk Alun-alun Tegal dan mematikan lampu jalan protokol guna pembatasan kendaraan yang akan masuk ke Kota Tegal. (Foto: Antara)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Kota Tegal, Jawa Tengah, yang memutuskan lockdown untuk mencegah penyebaran virus corona (Covid-19) membuat publik langsung ramai dengan pro dan kontra di jagat Twitter.

Dari pantauan Jumat (27/3/2020) pagi, soal Tegal lockdown sudah melejit ke atas trending topic Twitter di Indonesia. Ada 28 ribu tweet ihwal Tegal dan berisi pro dan kontra. Ada yang mendukung langkah Tegal dan dibandingkan dengan kepala daerah lain, tapi ada juga yang menolak kebijakan lokal lockdown itu.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Sebagian mencoba meluruskan informasi bahwa penutupan ini adalah jalan protokol dan alun-alun, bukan sesuatu yang menghebohkan. Memang banyak warga Tegal yang merantau di Jakarta. Mereka pun diimbau tak mudik dulu tahun ini. Karena banyaknya perantau di Jakarta yang punya banyak kasus positif corona, tak ayal lockdown Tegal ini menimbulkan kehebohan di Twitter.

Wali Kota Tegal, Dedy Yon Supriyono, menerapkan pembatasan wilayah atau lockdown demi menekan penyebaran corona di Kota Bahari ini. Seluruh akses menuju Kota Tegal bakal ditutup mulai 30 Maret sampai 30 Juli 2020.

Dedy menyebutkan selama masa lockdown itu setiap pintu masuk Kota Tegal akan ditutup menggunakan road barrier beton. ”Pakai beton beratnya 2 ton. Tak usah dijaga, aman tidak mungkin digeser,” kata Dedy Kamis (26/3/2020).

Menurut Dedy, penutupan tidak berlaku untuk jalan provinsi dan nasional. Kebijakan tersebut ditempuh karena sebentar lagi memasuki musim mudik Lebaran 2020. Pihaknya khawatir banyak orang yang akan masuk Kota Tegal saat hari raya tersebut.

Meski demikian Dedy mengklaim bahwa tidak banyak warganya yang merantau ke lain daerah. Dia menyebut, justru warga Kabupaten Tegal yang banyak bekerja di DKI Jakarta dan Jawa Barat atau daerah lain dibanding wilayahnya.

Dedy pun meminta dalam beberapa bulan ke depan warga Kabupaten Tegal tak berkunjung ke Kota Bahari tersebut. Namun, selama masa lockdown itu, warga Kota Tegal yang kembali akan melalui sejumlah mekanisme.

“Harus kami periksa dulu. Saya tidak mau sembarangan menerima walaupun orang asli Kota Tegal. Kita tidak tahu membawa virus apa tidak,” tegas Dedy.

Menurut Dedy pihaknya juga sudah berkomunikasi dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, terkait kebijakan lockdown. Ganjar, sebut Dedy, mempersilakan asal tak mengganggu operasional jalan provinsi dan nasional. (rah/berbagai sumber)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *