BNPB Buka-bukaan Data Kasus Positif Corona Tak Sesuai Kenyataan

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Agus Wibowo. (Foto: Kompas)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengakui bahwa data kasus positif virus corona alias COVID-19 yang selama ini disampaikan oleh pemerintah tak sesuai dengan kenyataan di lapangan. Alasannya, karena pasokan data dari Kementerian Kesehatan juga terbatas yang diterima BNPB.

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Agus Wibowo menyebut pihaknya memperoleh feeding data dari Kemenkes terbatas. “Jadi kami belum bisa menghasilkan data yang sangat lengkap atau terbuka,” ujar Agus, Ahad (5/4/2020).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Agus juga mengakui jika data antara pemerintah pusat dan daerah terkait kasus COVID-19 tidak sinkron. Namun untuk yang terkait dengan soal data pemda ini, ia mengaku tidak tahu penyebab persisnya.

BNPB, ujar Agus, bekerja di belakang layar mencatat semua laporan terkait kasus corona dari seluruh daerah di Indonesia. Namun pihak BNPB tak bisa menyampaikan data ke publik karena bukan juru bicara pemerintah.

Agus menjelaskan pihaknya memiliki data dua-duanya, yaitu dari Kemenkes dan daerah. “BNPB kumpulkan data dari daerah dan Kemenkes, kami sandingkan. Tapi karena jubirnya Pak Yuri, jadi apa yang disampaikan Pak Yuri itu yang kami publikasikan,” ujar Agus.

Lebih lanjut Agus mengatakan BNPB saat ini tengah menyiapkan aplikasi Lawan COVID-19 yang nantinya akan dipakai untuk menampung semua data tentang kasus positif corona. Aplikasi tersebut diharapankan bisa menghasilkan data yang lebih sesuai dengan kenyataan di lapangan.

Untuk keperluan tersebut, tambah Agus, pihaknya melibatkan banyak tenaga baik dari BNPB, BPBD, termasuk personel TNI dan Polri untuk entry data di seluruh Tanah Air yang nantinya terkoneksi ke aplikasi.

Adapun penggagas Kawal COVID-19, Ainun Najib, menuntut pemerintah pusat terbuka soal data kasus positif corona yang ada di Tanah Air. “Dengan data yang terbuka akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah,” tegas Ainun.

Menurut Ainun kasus positif COVID-19 di Indonesia jauh lebih besar ketimbang yang dilaporkan pemerintah selama ini. Ainun mengaku khawatir data yang ditutupi akan membuat masyarakat menjadi lengah sehingga bisa berakibat buruk. “Jangan-jangan masyarakat menyangka (wabah corona) sudah landai,” terang Ainun.

Sementara itu sebelumnya Juru BicaraPemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengatakan, jumlah pasien positif COVID-19 di Indonesia hingga Minggu, 5 April pukul 12.00 WIB tercatat sebanyak 2.273 kasus, dengan rincian pasien sembuh sebanyak 164 orang, sementara 198 meninggal dunia.

“Pada hari ini sudah bertambah lagi kasus konfirmasi positif baru sebanyak 181 kasus sehingga total kasus positif sebanyak 2.273,” kata Yuri di Jakarta, Ahad (5/4/2020). (rah/berbagai sumber)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *