Ta’lim Online KH. Didin Hafidhuddin: Tafsir Alquran Surat Ash-Shaffat Ayat 108-113

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Disarikan Oleh:  Bustanul Arifin

 

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

  1. Pertama, saya ketikkan terlebih dahulu tarjamah Surat Ash-Shaffat Ayat 108-113: “Dan Kami abadikan untuk Ibrahim (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian. ‘Selamat sejahtera bagi Ibrahim’.  Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang baik; Sungguh, dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman; Dan Kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishaq, seorang Nabi yang termasuk orang-orang yang shaleh. Dan Kami limpahkan keberkahan kepadanya dan kepada Ishaq. Dan di antara keturunan keduanya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang terang-terangan berbuat zalim terhadap dirinya sendiri”.

 

  1. Mohon maaf. Tadi terdapat gangguan komunikasi sekitar 5-10 menit awal, sehingga saya tidak dapat mengikuti secara penuh dari awal apa saja penjelasan Prof. Didin tentang kisah Nabi Ibrahim AS dalam ayat tersebut. Saya menduga begini, bahwa hikayat yang terhimpun dalam Surat Ash-Shaffat ayat 108-113 itu adalah pelajaran berharga tentang derajat keimanan dan ketakwaan yang akan bermanfaat bagi diri orang beriman, bagi keturunan dan keluarga. Pemimpin yang baik dilahirkan dari keluarga yang baik. Pelajara tentang hal ini akan bermanaat juga bagi masyarakat banyak, dan akan tetap berlaku (valid) di kemudian hari, sampai hari ini dan masa mendatang sebagaimana banyak ditafsirkan,

 

  1. Setelah komunikasi video normal, Prof. Didin menamhahkan penjelasan dengan beberapa Firman Allah dalam ayat-ayat yang lain, misalya: “Bala’ dan adzab akan Aku timpakan kepada orang yang Aku kehendaki. Tapi, rahmatKu, pertolonganKu, dan kasih-sayangKu jauh lebih luas dari segala sesuatu, bahkan dari adzab dan murkaKu”.  Ingat, peringatan-peringatan adzab dan murka Allah SWT hanya sebagian kecil saja yang ditimpakan pada ummat manusia dan pada bumi dan seisinya ini. Kerusakan di muka bumi lebih banyak karea ulah dan perbuatan manusia.  Dalam ayat yang lain disampaikan “Zhaharal fasada fil barri wal bahri bima kasabat aydin-nas.  Telah nampak kerusakan di bumi dan di laut, yang disebabkan karena perbuatan dan tingkah laku manusia”. Allah SWT akan menimpakan akibat buruk dari sebagian saja dari yang ummat manusia kerjakan, agar mereka kembali ke jalan Allah. Sebaiknya kita manusia tidak berburuk sangka kepada Allah SWT.

 

  1. Jadi, kata Allah, Rahmat-Ku akan Aku catatkan, akan Aku berikan kepada orang-orang yang bertaqwa dan yang suka menunaikan zakat, yang menginfaqkan hartanya, dan yang beriman kepada ayat-ayat Allah. Ayat-ayat Allah itu ada yang bersifat tanziliyah (tertulis) melalui wahyu kepada para nabi, dan ada yang bersifat kauniyah (tanda-tanda), yang terjadi di alam semesta, baik tanda-tanda yang baik, maupun yang tidak baik. Wabah dan Virus Corona ini adalah sebagaian dari ayat-ayat atau tanda-tanda kekuasaan Allah. Kemarin kita mendengar berita bahwa Gunung Anak Krakatau meletus. Apalagi pada zaman sekarang, pada masa PSBB (pembatasan sosial berskala besar) yang diperluas, memberikan infaq kepada mereka yang membutuhkan, tentu sangat dianjurkan. Untung Pemerintah telah memikirkan untuk memberikan bantuan khusus kepada kelompok berpenghasilan menengah-bawah ini. Tidak harus menunggu bantuan Pemerintah, kita tentu perlu memperhatikan mereka, orang-orang yang membutuhkan, yang harus bekerja harian, dan harus keluar rumah. Jika tidak keluar rumah, mereka tidak bisa makan. Kita perlu berbagi dengan mereka, berinfaq harta kepada mereka, tidak harus berfikir panjang. Mulai dari lingkaran yang paling dekat dengan rumah tempat tinggal atau kompleks perumahan. Siapa tahu di antara mereka ada yang tidak makan. Tidak usah ragu-ragu dalam memberikan donasi kepada yang amat membutuhkan.

 

  1. Sadaqah atau infaq itu dapat menjauhkan dari bala’ dan cobaan. Rasulullah SAW pernah bersabda, “Saya bangga dengan muslim, karena dua sifat yang melekat di dalamnya”. “Pertama, jika ia mendapat kebaikan, maka ia bersyukur”. Dia memanfaatkan kesempatan yang ada, atas nikmat Allah yang diterima. Ingat, kita sekarang amat merasa, betapa nikmatnya pergi beribadah dan berjamaah di masjid. Sementara kita amat malas pergi ke masjid. Setelah kita sekarang banyak berada di rumah, karena himbauan dari Pemerintah, berdasarkan data dan analisa, untuk mengurangi penularan Virus Corona ini. Demkian pua, kita merasakan betapa nikmatnya bersalaman, bersilaturrahmi. Sementara kita kemarin-kemarin amat jarang bersilaturrahmi. Kita merasakan sekarang, betapa nikmatnya secara fisik bersalaman, bertemu teman dan kerabat. Hal yang menarik adalah sekarang terdapat kesempatan secara nyata untuk melaksanakan ajaran agama secara lebih baik. Betapa nikmatnya ajaran islam untuk menutup aurat, terutama bagi wanita. Apa yang disebut dengan niqab, dengan jilbab.  Itu perintah agama, untuk menjaga diri manusia sendiri. Ternyata, kini banyak yang melakukannya, menutup muka, menutup aurat, dan sebagainya. Sifat kedua yang melakat pada muslim adalah, “jika ditimpakan mudharat atau ujian, ia bersabar”. Sabar dan sabar. Senantiasa berfikir positif, termasuk pada ujian yang saat ini menimpa kaum muslimin dan ummat manusia di dunia. Sabar untuk berfikir positif.

 

  1. Mari membangun energi positif. Tidak perlu menyesal dengan keadaan terlalu berlebihan. Sabar itu adalah energi positif yang luar biasa. Salah satu bentuk kesabaran itu adalah puasa. Sebentar lagi Ramadhan akan datang. Kita niatkan kepada Allah untuk mempersembahkan Ramadhan terbaik bulan ini. Jangan karena tidak beribadah tarawih di masjid, kita merasa beribadah puasa tidak nikmat. Tadarrus tidak harus menunggu bulan Ramadhan. Sekarang pun kita dapat memperbanyak tadarraus membaca Al-Quran secara lebih baik. Kita harus memaknai cobaan ini sebagai peningkatan spiritual dan keimanan secara lebih baik. Biasanya, pada bulan Sya’ban ini ummat muslim memaknainya persiapan Ramadhan secara fisik, pergi ke mall, mempersiapkan makanan, pakaian dll. Persiapan yang sebenarnya justeru secara spiritual, sebagaimana yang terjadi sekarang. Berdzikir kepada Allah dan berdoa dapat dilakukan secara lebih baik. Insya Allah Ramadhan nanti akan lebih ramai secara spiritual.

 

  1. Kita yang memiliki pekerjaan sekarang lebih banyak bekerja dari rumah, perlu dimakanai sebagai kesempatan untuk dapat mendidik anak lebih baik, lebih intensif, bahkan dapat melakukan shalat berjamaah dengan keluarga setiap waktu. Kita memiliki kesempatan besar untuk memperhatikan bagaimana shalat anak-anak, bagaimana ibadah dan kualitas baca Al-Quran mereka. Hal ini yang dicontohkan oleh Nabi Ibrahim AS pada ayat-ayat di atas, membangun “ketahanan keluarga”, membangun keluarga yang baik. Apakah masyarakat dan bangsa ini akan menjadi baik, hal itu sangat ditentukan dari keluarga. Pemimpin yang baik lahir dari keluarga yang baik. Pemimpin yang berorientasi pada keadilan, berorientasi pada kejujuran, pada keimanan dan ketaqwaan. “Waj’ali lil mutaaqina imama”. Bukan pemimpin yang dzalim, bukan khianat, bukan tukang dusta. Kita dianjurkan untuk senantiasa menjaga diri dan keluarga dari api neraka. “Quu anfusikum wa ahlikum nara”.

 

  1. Cukup banyak doa yang diajarkan Rasulullah, “Ya Allah, berikan kepada kami pemimpin yang lurus, yang mampu menyelesaikan urusan kami dengan terbaik. Dan jangan berikan kepada kami pemimpin-pemimpin yang jahat”. Kita mohon kepada Allah agar tidak diberikan pemimpin yang jahat, yang tidak peduli kepada kaum dhuafa. Bayangkan, ayat yang menyangkut tentang kepempiminan ada dalam bab tentang keluarga. Betapa luar biasa fungsi keluarga, yang akan mencetak pemimpin, sebagaimana substansi pada Surat Ash-Shaffat 108-103 di atas. Mari kita manfaatkan bulan Ramadhan ini untuk berdoa kepada Allah agar dikaruniai pemimpin yang baik, di semua level, yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, yang amanah dan berpihak pada kaum dhuafa’.  Nabi Ibrahim AS pun berdoa, agar keturunannya dijadjikan pemimpin yang baik. Beberapa keturunannya memang menjadi Pemimpin yang baik, walau ada juga keturunannya yang berbuat dzalim.  Semoga Allah menjadikan kita, isteri, dan anak-anak kita menjadi orang baik. Jika kelak anak-anak kita menjadi pemimpin, agar menjadi mereka pemimpin yang baik, yang jujur dan adil. Semoga Allah SWT segara mengangkat semua mara bahaya yang kita hadapi sekarang ini. Semoga Allah juga memberikan kemudahan dan kekuatan untuk beribadah Ramadhan yang penuh rahmah ini dengan baik. Insya Allah kita berjumpa lagi pada Ahad depan secara online, pada pukul 5.30 sampai pukul 6.00.

 

  1. Demikian catatan kecil saya. Mohon ditambahi dan disempurnakan oleh teman-teman yang menyimak Ta’lim Kyai Didin Hafidhuddin tadi. Lebih kurangnya mohon maaf. Terima kasih, semoga bermafaat. Mohon maaf jika mengganggu.

Salam.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *