Oleh: Ustadz Umar Faqihuddin S.PdI
Siapakah yang paling butuh Ramadan?
Sepertinya setiap kita membutuhkan. Cuma beda rasa butuh sesuai kadar yang dihajatkan. Dan begitulah, sesuai hajat, sesuai pula semangat mendapatkan.
Ada yang hanya sekadar menggugurkan kewajiban. Yang penting puasa sebulan. Apapun kualitasnya asal kelar di jalankan.
Sehebat apapun kalimat dan tulisan. Seakan mengekpresikan bahagia hadirnya Ramadan. Hanya akting belaka tak sungguhan.
Tapi sudah mendingan. Lebih baik seneng ditampakan. Semoga tanpa disadari menggerakkan kepada kesungguhan.
Ada yang karena banyaknya masalah yang menjadi beban. Inilah waktu penantian. Untuk meminta ampunan. Dan berdo’a masalahnya diselesaikan.
Semangat pun seperti dikobarkan. Semua dagangan amal saleh Ramadan diborong tak ketinggalan. Bahkan berburu yang menjadi unggulan.
Ada yang melihat Ramadan begitu hebat do’a dikabulkan. Sementara ia punya cita-cita besar yang diharapkan. Dan moment inipun tak disia-siakan.
Dibuatlah jadwal kegiatan. Dipadatkan dan dimaksimalkan. Besarnya harapan senilai dengan kekuatan besar do’a yang disampaikan.
Maka butuh amal saleh yang mendorong do’a melangit penuh kekuatan. Sebait ayat dalam Alquran. Begitu menjelaskan.
“Kepada Allah, naik kalimat-kalimat yang baik (do’a), dan amal saleh yang menjadi kendaraan.” QS Fathir :10
Dan Ramadanlah, yang terbaik dari seluruh kesempatan. Setahun sekali diberikan. Jangan sampai tersiakan. Dengan sedikit belanja kebaikan.
Semoga kita di antara yang beruntung mendapat pelajaran. Dengan benarnya motivasi yang menghantarkan. (*)