Rekreasi Bersama Tuhan

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Fauzul Iman

Rektor UIN SMH Banten

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

 

 

Selama satu bulan umat Islam diwajibkan beribadah puasa merupakan masa yang tidak pendek guna menata prilakunya menjadi lebih baik. Di masa-masa itu manusia secara berketahapan melakukan pembiasaan serius melalui riyadhah amaliah yang konsisten dan berkisanambungan.

Dengan riyadhah terus-menerus ini pada puncaknya manusia telah mencapai maqam tertinggi dalam ibadah puasa. Menurut terminologi tasawuf maqam ini banyak variasinya sesuai aliran tasawuf yang dianutnya.

Al- Gazali dalam kitabnya Ihya Ulumu Ad-din membagi delapan jenis maqam antara lain taubat, ridha dan Muraqabah. Jenis maqam di antara para tokoh sufi tidak sama sisi urutan maupun jumlahnya.

Di antaranya terdapat tokoh sufi, seperti Zunun al-Misri yang mengakhirkan jenjang/urutan maqam pada tingkat ahwal (hal). Sangat dipahami bila tokoh sufi seperti Al-Ghozali menggunakan term sufi dalam membagi tingkatan/maqam bagi pelaku puasa. Tiga maqam itu terdiri dari pertama, tingkatan puasa umum. Kedua tingkatan al- khushush dan ketiga tingkatan khushusu al-khushush.

Puasa tingkatan umum merupakan puasa yang berperingkat paling rendah karena dilakukan sebatas menahan perut dan kemaluan dari memenuhi syahwat. Puasa khusus setingkat lebih maju dari puasa umum yang sebatas menahan haus dan lapar. Puasa khusus berupaya steril dari mendengar brita fitnah/bohong, menjaga matanya dari pandangan seronok/kotor. Kaki dan tangannya terjaga dari melakukan kejahatan/kriminal. Adapun puasa khusus al- khusus puasa bermaqam/bertaraf lebih tinggi krena hatinya tidak gandrung/terprosok pada kepentingan dunia selain hanya mengingat pada Allah/Tuhan.

Puasa bermaqam paling tinggi/ khushush al-khuhush ini, menurut term sufi, hanya bisa dilakukn oleh manusia yang bertaraf wali. Sebagaimana taraf tinggi seorang mujtahid mandiri (mutsakkil) dalam term fikih tidak dapat dilkukan oleh sembarang orang.

Tapi tidak berarti umat berhenti berfikir yang membuat kekosongan kaum cerdas/mujtahid sehingga masyarakat /negara menjadi hancur karena dipimpin insan-insan dungu. Sama halnya negara menjadi keropos, tergoncang dan roboh nyawa mentalnya karena ketiadaan /kehampaan insan sufi yang tangguh prestasi rohaniahnya.

Setidaknya di posisi ketangguhan maqam prestasi rohaniah/kesufian sejenis inilah yang perlu umat raih dari perjalanan panjang/riyadah ibadah puasa. Di sepanjang bulan Ramadan yang sengaja dialokasikan Tuhan buat Hamba-Nya yang tulus. Sudah pasti sang Hamba akan mereguk telaga keteduhan seperti pengembaraan panjang yang dilalui sang sufi.

Mulai dengan keseriusannya menjalani riyadhah amaliah puasa, umat manusia berkonsentrasi zikir menyebut sifat- sifat Tuhan antara lain sifat Tuhan yang Maha Rahman Rahim, Maha Hidup, Maha Lembut dan Maha Kekal.

Sifat -sifat Tuhan itu, menurut Hasan Hanafi, dalam bukunya mina al -akidah ila Tsawrah harus ditanamkan sedalam-dalamnya ke jantung kalbu manusia lewat zikir. Penanaman zikir sifat Tuhan ini, demikian Hanafi, sebagI pintu gerbang pertobatan untuk memasuki ke kedalaman sifat keperibadian Tuhan Yang Maha Segalanya. Lalu manusia sebagai mahluknya mencontoh sifat keperibadian Tuhan dengan sebaik- baiknya.

Sifat Rahman Rahim Tuhan Yang Maha Kasih dan Pemurah ke semua mahluknya yang tanpa membeda-bedakan dan tak pernah menaruh sifat kebencian kepada siapapun hamba-Nya. Patut dicontoh oleh mnusia untuk menanam jiwa kasih kepada sesama dan menumbuhkan empati sosial tanpa cela dan dengki guna membantu sesama sesuai kapsitas rizki yang dimilikinya.

Sifat kelembutan Tuhan yang Maha Santun menerima segala pengaduan hamba-Nya. Penyapa hamba-Nya dengan senyum dan penuh keteduhan agar dicontoh manusia untuk menerima setiap pengaduan sesama dengan keteduhan tanpa air hati yang gersang.

Sifat Tuhan Yang Maha Baqa/Kekal merupkan sifat eksis dan ketenangan/kemantapan Tuhan dalam mengatasi segenap kegalauan masalah yang tumbuh pada diri mahluk-Nya. Di sini, sekali lagi, dengan konsenstrasi zikir menyebut nama Tuhan di sepanjang bulan Ramadan ini, manusia perlu mencontoh keperibadian Tuhan yang selalu ridha/ eksis menemani dan menghibur siapapun yang dalam kegalauan. Al- Gazali menyebutnya sebagai maqam ridha dan Zunun Misri menyebutnya sebagai maqam hal/setabilitas jiwa.

Di tahapan maqam istiqamah ini terkandung makna esensial perlunya manusia beriyadhah zikir dan berekreasi/hiburan panjang bersama Tuhan di manapun, kapan pun dalam tempat apapun sehingga umat manusia mereguk telaga keteduhan yang tak tergoyahkan mentalnya oleh godaan apapun di dunia. Inilah juga yang dimaksud dengan firman Tuhan, “dan sekiranya mereka tetap istiqamah (berjalan lurus) di atas jalan itu (agama Islam) niscaya kami akan mencurahkan kepada mereka air telaga yang cukup.” (QS .72 : 16). Semoga !.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *